Thursday, August 27, 2015

Teknik Dasar Pemeranan dalam Teater


Belajar pemeranan, seni peran, akting tidak dapat lepas dari beberapa unsur atau unsur atau elemen di dalamnya. Unsur-unsur dalam pemeranan dapat kalian ketahui melalui pembelajaran teori dan praktik dengan materi berupa teknik pemeranan: Olah Tubuh, Olah Suara, Olah Sukma dan mengenai Ruang dengan beberapa unsur pendalam dengan bimbingan guru.

Teknik adalah cara, metode dan strategi dalam melaksanakan atau menyelesaikan sesuatu kegiatan dengan baik dan benar atau aman. Teknik pemeranan dapat kalian pahami sebagai suatu cara, metode atau cara untuk mengoptimalkan keterampilan potensi pikir, perasaan, vokal dan tubuhnya dalam membawakan peran atau tokoh dengan totalitas dan penuh kesadaran, sehingga diperoleh manfaat dalam meningkatkan akting atau seni peran dari suatu tokoh atau peran yang diekspresikan.

Pembelajaran teknik pemeraan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang dilakukan Boleslavsky melalui aplikasinya dilakukan melalui tahapan-tahapan teknik pemeranan seperti berikut ini:

Hal ini dilakukan agar kalian memiliki ketahanan tubuh, suara yang memadai dan kepekaan rasa dalam mencapai tujuan pembelajaran berpengalaman seni peran atau akting.

1.Olah Tubuh

Olah tubuh adalah pembelajaran praktik melalui pengolahan atau pelatihan agar tubuh kalian memiliki; stamina yang kuat, kelenturan tubuh dan daya refleks tubuh. Dalam hal ini jelas, kalian harus memakai pakaian latihan (olah raga).
Teknik Dasar Pemeranan

a. Stamina / Kekuatan Tubuh
kekuatan tubuh adalah pelatihan pada tubuh agar kalian memiliki ketahanan fisik dan pernapasan yang sehat.

Latihannya, kalian dengan bimbingan guru berlari beberapa keliling sesuai dengan luas lapangan atau sesuai dengan luas ruangan (kalau di dalam gedung). Latihan pernapasan, dengan menarik dan membuang udara pernapasan melalui hidung dengan dada, diagfrahma dan perut kembung kempis. Setelah kalian melakukan pengolahan daya tubuh dilanjutkan dengan aktifitas peregangan bagian otot tubuh.

b. Streching/Peregangan
Peregangan adalah pengolahan atau latihan pada bagian otot-otot tubuh agar lentur dan mempunyai daya gerak refleks.

Latihannya, kalian dengan bimbingan guru, mulai dari; mata, mulut, muka, leher, bahu, dada, pinggul, pantat, lengan, pergelangan tangan, jari tangan, paha, kaki, dengkul kaki, betis, engkel kaki, tumit, dengan cara digerakan-gerakan atas-bawah, kanan-kiri, putaran, ke luar-ke dalam atau dengan cara penguncian dengan 2 X 8 hitungan. Setelah melaksanakan peregangan latihan dilanjutkan dengan menjaga keseimbangan tubuh.

c. Keseimbangan tubuh
Pelatihan keseimbangan tubuh membekali kalian agar dilatih kemampuan otak dalam menguasai tubuhnya. Tumpuan keseimbangan ini penekanan pada kekuatan kaki.

Latihannya, kalian bersama guru melaksanakan gerakan berdiri dengan dua kaki, satu kaki, dengan posisi tangan bisa di pinggang atau lepas seperti terbang. Cara latihannya dengan diam beberapa hitungan, berdiri atas bawah atau dengan penguncian atau dengan staccato (patah-patah). Setelah melaksanakan latihan keseimbangan tubuh dilanjutkan pada olah suara.

2.Olah Suara

Olah suara adalah praktik pengolahan atau pelatihan elemen-elemen yang berhubungan dengan suara melalui teknik pernapasan dan pengucapan agar kalian memiliki; artikulasi yang jelas, intonasi suara, dinamika suara dan kekuatan suara.

a. Artikulasi
Artikulasi dapat diartikan kejelasan dalam pengucapan kata-kata agar apa yang dikatakan menjadi jelas dengan apa yang diterima pendengarnya. Latihannya, kalian dengan bimbingan guru melaksanakan pengucapan kata-kata bersuara atau tidak bersuara dengan tempo yang berbeda-beda untuk membantu pengolahan suara melalui mulut dan bibir secara diulang dengan pernapasan yang teratur. Berikutnya latihan kalian terfokus pada materi intonasi.

b. Intonasi
Intonasi suara adalah irama suara dengan penekanan mengucapkan kata- kata sehingga dihasilkan pengucapannya yang tidak monoton atau kesan datar.

Latihannya, kalian dengan bimbingan guru dengan mengucapkan sebuah kalimat atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melaksanakan tekanan pada salah satu kata yang dianggap penting.

Contohnya :
Pagi ini hujan tidak turun. (penekanan pada kata pagi ini)
Pagi ini hujan tidak turun. (penekanan pada kata hujan)
Pagi ini hujan tidak turun. (penekanan pada kata tidak turun).

Setelah kalian berlatih intonasi dilanjutkan pada materi dinamika.

c. Dinamika
Dinamika suara adalah tempo pengucapan suara; cepat-lambat-sedang (wajar) dari sebuah kalimat.

Latihannya, kalian dengan bimbingan guru dengan mengucapakan sebuah kalimat atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melaksanakan perubahan tempo pengucapan pada salah satu kata yang dianggap penting.

Contohnya:
Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan cepat)
Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan lambat)
Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan sedang).

Latihan tempo pengucapan telah kalian lakukan, selanjutnya latihlah kekuatan suara kamu.

d. Power / Kekuatan
Kekuatan suara adalah keras lemahnya suara yang dihasilkan dari pengucapan suatu kata atau kalimat.

Latihannya, kalian dengan bimbingan guru dengan pengucapan sebuah kalimat atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melaksanakan pengucapan terdengar tidaknya apa yang kalian katakan, tetapi tidak berteriak.

Contohnya:
Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan suara keras)
Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan suara lemah)

Olah rasa adalah suatu proses latihan yang menempatkan perasaan sebagai objek utama dari pengolahan / latihan. Latihan dilakukan untuk menggali “Potensi Dalam” agar dapat diatur dan dikendalikan sesuai dengan kebutuhan emosi peran.

3.Olah Rasa / Sukma

Fungsi latihan Olah Rasa disisi lain akan mampu membangun kejujuran rohani dan pembebasan rohani dari hal-hal yang mengikat dan membatasi.
Selanjutnya pembebesan itu diharapkan membantu sikap perasaan untuk melahirkan ide-ide/ilham dan kreativitas pemeranan.

Adapun materi latihan yang kalian harus lakukan antara lain:

a. Teknik Konsentrasi
Konsentrasi adalah “Gerbang“ yang sangat menentukan kelangsungan mengatur dan mengendalikan fenomena psikologis seorang aktor dalam menguasai peran. Pada bagian ini (konsentrasi) seorang aktor akan berupaya meng-Alienansi (mengasingkan) dirinya dari kehidupan nyata yang dijalaninya sehari-hari untuk selanjutnya ia akan menimbulkan segala cipta, rasa dan karsanya pada satu pusat perhatian.

Pada dasarnya ajaran konsentrasi adalah ajaran mengenai penguasaan/ pengendalian diri atau pemusatan pikiran serta rohani kita pada apa yang akan dan sedang kita lakukan dalam waktu yang kita perlukan. Unsur -unsur penting fenomena psikologis dalam sentuhan konsentrasi antara lain: Pembebesan dari pengendalian diri, kejujuran dan kepasrahan hati, kepekaan rasa, kesiapan dan kekuatan mental, pemusatan pikiran dan perhatian.

Latihan dapat kalian lakukan dengan cara:

  • Latihan mengosongkan pikiran,
  • Pemusatan pikiran pada suatu objek, misalnya; lilin yang menyala, bunga, kursi, warna, bunyi, suara, kucing, dan harimau.
  • Pemusatan pikiran pada peristiwa tertentu secara khayal.

b. Pengindraan
Kemampuan peralatan tubuh dalam merespon atau bereaksi pada berbagai hal terutama yang berhubungan dengan sifat-sifat, yaitu :

  • Mata, berfungsi untuk menangkap dan bereaksi pada objek-objek penglihatan (visual).
  • Hidung, berfungsi untuk menangkap dan bereaksi pada objek-objek aroma (penciuman).
  • Telinga, berfungsi untuk menangkap dan bereaksi pada objek-objek suara / bunyi (pendengaran).
  • Lidah, berfunsi untuk menangkap dan bereaksi pada rasa (Taste): manis, asin, pahit, masam dst. (pengecapan).
  • Tubuh, berfungsi untuk menangkap dan bereaksi pada sentuhan/ rabaan.

Seluruh kemampuan Panca Indra dalam hubungan olah rasa senantiasa ditujukan untuk membangun kepekaan rasa yang nantinya hadir sebagai rangsangan emosi dalam teknik pemeranan.

c. Kepekaan Sukma / Rasa

Tahapan pembelajaran/ latihan bagian ini adalah tujuan utama dari latihan Olah Rasa, dimana sejak diawali tahapan : Konsentrasi, Meditasi dan Pengindraan maka diharapkan kalian memiliki suatu kepekaan Sukma / Rasa atau penghayatan batin yang mampu menghadirkan keterampilan mengatur/ mengendalikan permainan emosi kapan saja bila diperlukan. Rasa/sukma adalah kekuatan dalam dari pada aktor yang lalu ditampilkan kepada penonton melalui media-media : Mime / Mimik (Air Muka), gesture (Gerak-gerik Tubuh), Emosi Suara (Dialog), Laku Dramatik dan Karakter atau perwatakan.

Media-media di atas secara langsung atau tidak langsung absolut dapat dihadirkan sebab ada dorongan perasaan yang melatarbelakanginya. Dorongan perasaan itu diantaranya melalui latihan kepekaan emosi: Rasa sedih, Rasa takut, Rasa marah, Rasa gembira, Rasa benci.

d. Imajinasi

Imajinasi adalah kemampuan dalam menciptakan daya khayal sebagai hasil kepekaan ingatan emosi dari kehidupan sehari-hari, perumpamaan (metaforik) pada binatang, tumbuhan, unsur alam atau hasil sebuah perenungan mendalam yang mampu menghadirkan khayalan positif.

Latihan dapat kalian lakukan dengan bimbingan guru.

  • Berimajinasi melaksanakan kegiatan keseharian, seperti : orang berjumpa (jabat tangan–memeluk), orang berpisah jauh (melambaikan tangan), dan orang berpapasan (senyum – membungkuknya badan).
  • Berimajinasi dengan berbuat seolah-olah menirukan gerakan atau jalan manusia, binatang: orang lumpuh, orang pincang, orang tua, anak muda, bayi, harimau, kucing, kanguru, bangau, dan kera.
  • Berimajinasi dengan andai aku menjadi (metaforik): angin, air, suara, benda tertentu, matahari, bulan, bintang, pohon, dan burung.


4.Ruang

Teknik Dasar Pemeranan
Pengertian ruang dalam seni teater adalah tempat bermain peran (acting) dengan lingkup peralatan dan perlengkapan dekorasi yang dihadirkan di atas pentas. Tempat bermain peran dapat dilakukan di lapang, di dalam kelas atau khusus diciptakan di atas panggung pertunjukan. Ruangan ini oleh pemeran wajib diisi dan dihidupkan menjadi satu kesatuan yang utuh, sehingga mendukung peran yang dibawakan. Teknik di dalam mengisi dan menghidupkan ruang untuk seorang pemeran adalah kemampuan merespons kepekaan; blocking, moving, businees, dan leveling pada ruang dan lawan main.

a. Blocking
Blocking berhubungan dengan latihan-latihan untuk mendukung elemen artistik, dimana para pemeran wajib memiliki kepekaan ruang. Artinya para calon aktor wajib dilatih bagaimana memosisikan dirinya pada wilayah pentas, terutama apabila pentas di isi lebih dari 1 (satu) orang pemeran.

Untuk pembagian wilayah pentas atau tempat yang perlu diketahui oleh kamu, pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga wilayah, sembilan wilayah dan atau 16 wilayah, dengan kalkulasi semakin ke belakang panggung atau pentas wajib dilakukan dengan peninggian panggung atau dilakukan leveling.

b.Movement
Kanan Depan Pentas Depan Tengah Pentas Kiri Depan Pentas Kiri Tengah Pentas Pusat Pentas Kanan Tengah Pentas Kanan Belakang Pentas Belakang Tengah Pentas Kiri Belakang Pentas

Movement artinya bergerak atau berpindah tempat. Kata “Moving” dikenal juga dengan movement yaitu pergerakan atau pindah tempat yang dilakukan pemain di atas pentas.

Pergerakan atau perpindahan tempat untuk seorang pemeran/pemain dapat dilakukan ke depan, ke samping, ke belakang, mendekat atau menjauh asalkan perpindahan yang dilakukan pemain tidak menutup atau menghalangi pemain lain.

Movement dapat kalian lakukan dengan cara :

  1. Lintasan ke depan pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan.
  2. Lintasan ke belakang pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan.
  3. Lintasan ke samping pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan.
  4. Lintasan mendekat–menjauh dari pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan.
  5. Lintasan menjauh – mendekat kepada pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan.

c. Businees
Businees atau bisnis adalah usaha yang dilakukan pemeran dalam membunuh dari rasa membosankan atau kejenuhan atau kebingungan atau kekakuan dalam berbuat sesuatu dalam mengisi luang atau kekosongan waktu yang ada. Dengan kata lain bahwa Businees adalah suatu tindakan atau upaya menanggapi pada peran yang dibawakan dengan pertolongan handprop atau peralatan tangan (benda yang digunakan), seperti; mengambil pisang - dialog - dikupas - dialog - dimakan - buang kulit pisang - dialog dan seterusnya. Contoh-contoh Businees dalam bermain peran sangat tergantung pada peran yang dibawakan dengan daya dukung handprop apa yang memungkinkan, seperti; memainkan topi, memainkan tongkat, memainkan dasi, memainkan perangkat musik, memakai dan membuka sepatu, baju, kaos kaki, dst.

d. Leveling
Istilah leveling atau dari asal kata yakni tingkatan atau undak-undak. Maka dalam konteks seni peran (Teater) pengaturan tinggi rendah pemain dalam ruang pentas. Pengaturan tinggi rendah pemain baik personal atau grouping selalu dilakukan bahwa pemain yang berada di belakang pemain lain hendaknya mempunyai kesadaran wajib lebih tinggi dan pemain yang berada Gambar 7.22 Leveling di depannya memberikan level lebih rendah Dalam Adegan Pemeranan agar keduanya tampak menguntungkan terlihat oleh penonton.

Sesungguhnya untuk pertunjukan apapun termasuk seni teater, audience (penonton) akan memperoleh kesan mendalam apabila menonton sebuah pertunjukan baik, manakala pertunjukan itu dimainkan oleh para pemain yang berkarakter. Pelaksanaan latihan teknik laku dramatik atau karakter pada bagian akhir digunakan naskah atau skenario, dan tema lakon atau tema cerita yang dibawakan sebagai sumber acuan.

Kamu telah memahami dan berpraktik seni peran melalui materi teknik pemeranan sebagai pengalaman kalian dalam mengolah dan meningkatkan kualitas potensi unsur–unsur pemeranan kamu.

Selanjutnya, kalian melalui latihan kelompok, terstruktur dan terbimbing dengan guru dan teman kamu, diajak untuk berkreativitas seni peran sesuai dengan watak tokoh yang akan kalian tampilkan dari naskah atau lakon yang telah dibaca dan ditentukan bersama!

Setelah kalian belajar mengenai teknik pemeranan, pelajari tanya jawab singkat di bawah ini!

Apa saja dasar dasar dari pemeranan dalam teater?

Jawaban: Dasar-dasar pemeranan dalam teater meliputi tubuh, suara, emosi, dan imajinasi aktor.

Apa yang dimaksud dengan teknik dasar pemeranan?

Jawaban: Teknik dasar pemeranan adalah metode dan pendekatan yang digunakan aktor dalam pemeranan untuk menggabungkan unsur-unsur pemeranan dan menciptakan karakter yang kredibel dan realistis.

Apa saja yang termasuk teknik pemeranan?

Jawaban: Teknik pemeranan meliputi metode Stanislavski, metode Strasberg, metode Meisner, dan teknik improvisasi.

Apa saja teknik dalam seni peran?

Jawaban: Teknik dalam seni peran meliputi metode Stanislavski, metode Strasberg, metode Meisner, teknik improvisasi, dan berbagai pendekatan lain yang dikembangkan oleh praktisi dan guru seni peran.

Apa saja unsur unsur pemeranan?

Jawaban: Unsur-unsur pemeranan meliputi tubuh, suara, emosi, dan imajinasi aktor.

Langkah langkah dari pemeranan?

Jawaban: Langkah-langkah pemeranan mencakup analisis karakter, pengembangan karakter melalui latihan tubuh dan suara, eksplorasi emosi dan imajinasi, serta penerapan teknik pemeranan untuk menciptakan karakter yang kredibel dan realistis.

Unsur unsur pemeranan ada berapa?

Jawaban: Terdapat empat unsur pemeranan, yaitu tubuh, suara, emosi, dan imajinasi.

Apa yg dimaksud dengan pemeranan?

Jawaban: Pemeranan adalah proses di mana aktor memerankan karakter dalam sebuah cerita teater, menggunakan tubuh, suara, dan emosi untuk menyampaikan pesan dan cerita kepada penonton.

Apa yang dimaksud tempo dalam teater?

Jawaban: Tempo dalam teater mengacu pada kecepatan dan ritme dalam pementasan, termasuk perubahan kecepatan dialog, gerakan, dan transisi antara adegan.

Apa tugas seorang pemeran?

Jawaban: Tugas seorang pemeran adalah memerankan karakter dalam sebuah cerita teater dengan menggabungkan unsur-unsur pemeranan, seperti tubuh, suara, emosi, dan imajinasi, untuk menyampaikan pesan dan cerita kepada penonton secara efektif.

3 comments:

Note: Only a member of this blog may post a comment.