Friday, August 7, 2015

Estetika dan Fungsi Musik

Estetika Musik

Instrumen yang terbuat dari bambu, misalnya, tidak hanya ditemukan di Indonesia, tetapi digunakan pula di banyak negara lain, seperti Filipina (marimba, angklung, tumpong), Thailand (khene), Vietnam (Dan Bau), Arab (nay atau serunai Arab), Jepang (shakuhachi), dan Cina (dizi). Mengapa para pelaku musik di banyak negara menggunakan bambu untuk membuat instrumen musik? Apakah karena bambu dipandang dapat menghasilkan bunyi yang ‘indah’? Mengapa bunyi yang dihasilkan dari instrumen bambu dipandang ‘indah’ oleh masyarakat pendukungnya?

Bunyi instrumen yang terbuat dari bambu seringkali dipandang menghasilkan bunyi yang ‘indah’ oleh masyarakat pendukungnya. Masyarakat Sunda, misalnya. Penilaian ‘indah’ terhadap bunyi yang dihasilkan oleh angklung tersebut tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat Sunda. Masyarakat Sunda dikenal sebagai masyarakat yang akrab atau dekat dengan lingkungan alam. Mereka memandang lingkungan hidupnya sebagai sesuatu yang ‘indah’, yang harus dihormati, diakrabi, dipelihara, dan dirawat. Kedekatan masyarakat Sunda dengan lingkungan alam tampak pada tindakan mereka untuk menjadikan bahan-bahan dari lingkungan sekitar, misalnya bambu, sebagai bagian dari kebutuhan untuk mengekspresikan keindahan.

Ditinjau dari aspek musikal, bunyi yang dihasilkan dari instrumen dari bambu dipandang dapat lebih mengekspresikan gagasan mereka untuk berinteraksi dalam masyarakat. Dengar dan perhatikan potongan lagu Sampurasun yang diaransemen oleh Tedi Nur Rochmat berikut (bar 31 – 42) dengan menggunakan angklung Sunda/Indonesia.

Estetika dan Fungsi Musik

Kesan apa yang kamu peroleh setelah mendengarkan potongan lagu itu? Apabila kesan tersebut memperlihatkan nilai-nilai keindahan dalam masyarakat Sunda, yang dapat kamu peroleh. Diskusikan hasil temuan kamu dengan beberapa temanmu

Simbol tidak hanya tampak pada instrumen, tetapi juga pada suara manusia. Sekarang, mari kita dengarkan melodi awal dalam lagu Keroncong Kemayoran yang digolongkan ke dalam genre musik keroncong. Secara teoretis, melodi awal lagu Keroncong Kemayoran dapat dituliskan sebagai berikut:

Estetika dan Fungsi Musik
Keroncong Kemayoran

Lagu keroncong itu umumnya akan dinyanyikan secara berbeda oleh penyanyinya. Dengarkan contoh bagaimana potongan lagu itu dinyanyikan oleh umumnya penyanyi keroncong (contoh audio).

Apakah cara penyanyi keroncong menyanyikan lagu itu dan penampilan visualnya mengingatkan kamu pada suatu kelompok masyarakat tertentu? Elemen-elemen musikal apa saja yang dapat dimaknai berhubungan dengan nilai-nilai keindahan dalam masyarakat pendukung musik keroncong?

Ditinjau dari aspek nonmusikalnya, penampilan visual para penyanyi, khususnya wanita, dalam pertunjukan musik keroncong pun berbeda dari penyanyi dalam jenis/genre musik lainnya.

Apa yang kamu rasakan ketika mendengarkan lagu Keroncong Kemayoran tersebut? Bagaimana nada dan keteraturan irama/ metrumnya? Bagaimana penampilan visual penyanyinya? Diskusikan temuan-temuan kamu dengan beberapa temanmu.

Sekarang, cari satu contoh musik yang dapat dipandang memiliki simbol musikal dan non-musikal bagi lingkungan masyarakat kamu atau masyarakat lain. Kemudian, hubungkan simbol tersebut dengan nilai-nilai estetik dalam budaya masyarakat tersebut. Diskusikan temuan-temuan kamu dengan beberapa temanmu.

Fungsi Musik


Sebelum membahas tentang fungsi musik secara lebih mendalam, sebelumnya kita harus memahami konsep ‘guna’ dan ‘fungsi’. Menurut kamu, apakah ada perbedaan di antara kedua konsep tersebut? Untuk menjawab pertanyaan itu, coba jawab pertanyaan ini:

  1. Apa tujuan kamu mendengarkan musik?. Kamu mungkin akan menjawab “agar tidak terasa sepi” atau “sebagai hiburan”. Jawaban itu kemudian menimbulkan pertanyaan selanjutnya.
  2. Mengapa kamu memandang musik “sebagai “hiburan” ketika sedang belajar? Jawaban dari pertanyaan pertama bertujuan untuk memahami arti kata ‘guna’, sedangkan jawaban dari pertanyaan kedua bertujuan untuk memahami arti kata ‘fungsi’. 

Konsep ‘fungsi’ mengundang pandangan subjektif seseorang tentang suatu pengalaman yang pernah ia peroleh dalam kehidupannya. Sekarang, mari kita coba terapkan penggunaan dua istilah itu dalam kehidupan kita sehari- hari. Pernahkah kamu mengamati proses upacara yang selalu dilakukan pada setiap Senin di sekolah? Apakah seluruh peserta upacara diminta untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya? Apa gunanya seluruh peserta upacara menyanyikan lagu tersebut? Kamu mungkin akan menjawab bahwa Indonesia Raya dinyanyikan dalam upacara bendera karena lagu itu adalah lagu kebangsaan negara kita. Mengapa dalam upacara itu seluruh siswa harus menyanyikan lagu tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kamu harus dapat mengenal dengan baik atau mengidentifikasi peristiwa (konteks) yang terjadi ketika lagu itu dinyanyikan.

Sekarang, pernahkah kamu menyaksikan siaran televisi yang memperlihatkan acara penyerahan piala ketika tim Indonesia memperoleh penghargaan sebagai juara umum dalam kejuaraan bulu tangkis tingkat Internasional di luar negeri? Kamu pasti akan mendengar lagu Indonesia Raya secara instrumental yang seringkali juga ikut dinyanyikan oleh anggota tim Indonesia dan seluruh masyarakat Indonesia yang menyaksikan kejuaraan internasional tersebut secara langsung di sana. Apa fungsi lagu Indonesia Raya dalam peristiwa itu? Diskusikan pendapat kamu dengan teman-temanmu.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.