Wednesday, December 31, 2014

Persiapan Pameran Karya Seni Rupa di Sekolah

Setelah menyusun perencanaan kegiatan pameran sejak menentukan tujuan hingga pembuatan proposal, maka kegiatan selanjutnya adalah mempersiapkan (pelaksanaan) pameran. Kegiatan utama dalam persiapan pameran seni rupa ini menyiapkan dan memilih karya serta menyiapkan perlengkapan pameran.

1. Menyiapkan dan memilih Karya Seni Rupa untuk Dipamerkan

Sesuai dengan salah satu persyaratan pameran, keberadaan karya mutlak diperlukan. Untuk memperoleh karya yang akan dipamerkan, kita perlu mempersiapkan karya yang akan dipamerkan. kita dapat membuat karya seni rupa yang secara khusus diperuntukan bagi pameran yang direncanakan tersebut atau memilih dari karya tugas yang pernah kita buat dalam pembelajaran seni rupa di sekolah sebelumnya.

Pemilihan karya yang akan dipamerkan dilakukan setelah karya terkumpul. Proses pemilihan karya dapat dilakukan oleh guru dan siswa. Teknik pemilihan karya dapat dilakukan berdasarkan kualitas kaya (yang layak untuk dipamerkan), jenis karya (karya dua dimensi atau tiga dimensi), ukuran, dan kriteria lain sesuai ketentuan panitia pameran. Bahkan dalam pameran seni rupa di sekolah, guru bisa melakukan seleksi karya ini dengan mempertimbangkan proporsi perwakilan tiap kelas.

Persiapan Pameran Karya Seni Rupa SekolahJenis karya seni rupa yang dipamerkan ini dapat ditentukan satu jenis karya saja atau campuran dari berbagai jenis. Penentuan jenis karya ini akan mempengaruhi perlengkapan pameran yang harus di sediakan. Sebagai contoh jika kebanyakan yang dipamerkan adalah karya seni rupa dua dimensi maka kemungkinan besar panitia pameran harus menyediakan tempat untuk menggantung karya-karya seni rupa tersebut . Sebaliknya jika karya yang dipamerkan kebanyakan karya seni rupa tiga dimensi, maka tempat untuk meletakkan karya tersebut harus mendapat perhatian lebih besar.

2. Menyiapkan Perlengkapan Pameran Karya Seni Rupa Sekolah

Demi lancarnya penyelenggaraan pameran, diperlukan perlengkapan (sarana dan prasarana) seperti: ruangan, meja, buku tamu, buku pesan dan kesan, panil (penyekat ruangan). lampu sorot, sound system, dan poster,

a. Ruang Pameran
Ruangan yang dapat digunakan dalam kegiatan pameran seni rupa di sekolah bisa menggunakan ruangan yang cukup luas seperti aula atau ruang kelas. Penataan ruang dapat dilakukan dengan menggunakan meja, panel, kursi.

b. Meja
Meja dapat digunakan untuk meja penerima tamu dan dapat pula digunakan sebagai dasar penyimpanan karya tiga dimensional seperti patung atau barang kerajinan lainnya.

c. Buku tamu
Bukti tamu (berisi: no, nama, alamat/asal kelas/asal sekolah, dan tanda tangan) dapat digunakan untuk mengetahui berapa orang dan siapa saja yang mengunjungi pameran.

d. Buku kesan dan pesan
Buku kesan dan pesan (berisi: tanggal, tanggapan pribadi pengunjung, identitas seperlunya) berguna sebagai masukan terhadap penyelenggan pameran.

e. Panil
Panil fungsinya untuk menempelkan karya dua dimensi seperti: lukisan, gambar, dan sebagainya. Selain itu panil juga dapat digunakan sebagai penyekat ruangan.

f. Poster atau brosur
Media poster atau brosur digunakan untuk menginformasikan kegiatan pameran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian sebelum pelaksanaan pameran dilakukan, poster dan brosur sudah digunakan sebagai media informasi.

g. Katalog
Katalog berisi identitas seniman dan karya serta kuratorial (penyelenggara pameran) berfungsi sebagai penjelasan mengenai hal ilhwal seniman dan karya seni yang dipamerkannya.

h. Folder
Berisi judul lukisan dan harga lukisan jika dijual untuk membantu menjelaskan kepada pengunjung pameran tentang karya seni rupa yang ditampilkan.

i. Lampu penerangan
Lampu ini digunakan untuk memperjelas karya yang dipamerkan. Lampu ini dipasang di setiap papan pamer (panil) atau di plafon. Pemasangan lampu dan pemilihan jenis lampu untuk memperjelas karya seni rupa sehingga lampu dan penempatannya harus diatur dan dipilih sedemikian rupa agar tidak menyilaukan.

j. Sound system
Sound system digunakan dalam acara pembukaan, dan untuk memperdengarkan musik instrumentalia berirama lembut selama pameran berlangsung yang berfungsi untuk mendukung suasana pameran sehingga pengunjung merasa lebih nyaman ketika mengapresiasi karya seni rupa yang dipamerkan di sekolah.

Tuesday, December 30, 2014

Urutan Kegiatan dalam Merencanakan Pameran Seni Rupa

Rencana sebuah pameran perlu dirancang secara sistematis dan logis agar pada waktu pelaksanaannya berjalan lancar. Tanpa perencanaan yang sistematis sebuah pameran tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Urutan kegiatan dalam merencanakan pameran seni rupa adalah : (1) Menentukan Tujuan Pameran, (2) Menentukan Tema Pameran, (3) Menyusun Kepanitiaan Kegiatan Pameran, (4) Menentukan Waktu dan Tempat Kegiatan Pameran, (5) Menyusun Agenda Kegiatan Kegiatan Pameran dan (6) Menyusun Proposal Kegiatan Kegiatan Pameran. Mari kita pelajari tahapan umum dalam perencanaan penyelenggaran pameran seni rupa berikut ini.

1. Menentukan Tujuan Pameran

Langkah awal yang harus diperhatikan dalam menyusun program pameran adalah menetapkan terlebih dahulu tujuan pameran tersebut. Penyelenggaraan pameran dapat saja bertujuan untuk menggalang dana yang bersifat komersial, sosial atau kemanusiaan. Cobalah diskusikan dengan teman-teman kalian tujuan penyelenggaraan yang paling tepat untuk kegiatan pameran dalam pekan seni akhir semester atau tahun ajaran yang akan datang.

2. Menentukan Tema Pameran

Urutan Kegiatan dalam Merencanakan Pameran Seni Rupa
Tema pameran kita tentukan setelah tujuan pameran dirumuskan. Penentuan tema berfungsi untuk memperjelas tujuan yang akan dicapai, dengan adanya tema dapat memperjelas misi pameran yang akan dilaksanakan. Setelah rumusan tujuan dan tema telah kita tetapkan, langkah berikutnya adalah menyusun kepanitiaan pameran.

3. Menyusun Kepanitiaan Kegiatan Pameran

Untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan pameran agar berjalan dengan lancar perlu dibuat kepanitiaan dalam sebuah organisasi kepanitiaan pameran. Penyusunan struktur organisasi kepanitiaan pameran disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi, dan kondisi. Umumnya struktur kepanitiaan sebuah pameran terdiri dari panitian inti dan dibantu dengan seksi-seksi. Penyelenggaraan pameran seni rupa akan berjalan lancar bila ada pembagian tugas kepanitian yang jelas. Hal ini dilakukan agar masing-masing orang yang terlibat dalam kepanitiaan pameran memiliki rasa tanggung jawab dan kebersamaan. Secara singkat, berikut ini pembagian tugas kepanitiaan dalam pameran seni rupa.

a. Ketua

Ketua panitia adalah pimpinan penyelenggaraan pameran yang bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan pameran. Ketua diharapkan dapat mencari jalan keluar untuk menyelesaikan berbagai masalah yang timbul sejak perencanaan hingga pelaksanaan pameran. Seorang ketua seyogianya memiliki sikap kepemimpinan yang tegas dan jujur yang disertai sifat sabar dan bijaksana penuh rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang telah menjadi garapannya. Dalam menjalankan tugasnya, seorang ketua harus mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan semua pihak, yang mendukung kegiatan pameran.

b. Wakil Ketua

Secara umum tugas sebagai wakil ketua adalah pendamping ketua, bertanggung jawab atas kepengurusan berbagai hal dan memperlancar kegiatan seksi-seksi, juga mengganti ketua atau melaksanakan tugas ketua, apabila ketua berhalangan. Seorang wakil ketua harus memiliki sikap tegas, jujur, sabar, serta memiliki rasa tanggung jawab atas pekerjaan.

c. Sekretaris

Tugas pokok sekretaris dalam suatu kegiatan pameran atau suatu organisasi diantaranya adalah menulis seluruh kegiatan panitia selama penyelenggaraan pameran. Pembuatan surat-surat pemberitahuan kepada kepala sekolah, orang tua, kepada dinas terkait, apabila pergelaran tersebut akan dilangsungkan di sekolah. Sedangkan apabila pameran tersebut akan diselenggarakan di luar sekolah, perlu ada surat izin dan dan pemberitahuan kepada instansi pemerintah yang berwewenang.

Tugas sekretaris lainnya adalah mengarsipkan surat-surat penting tersebut dan menyusunnya sesuai tanggal, waktu pengeluaran surat-surat tersebut secara cermat dan teratur. Selain itu, bersama ketua, membuat laporan kegiatan sebelum, sedang dan sesudah pergelaran berlangsung.

d. Bendahara

Seorang bendahara bertanggung jawab secara penuh tentang penggunaan, penyimpanan, dan penerimaan uang dana yang masuk sebagai biaya penyelenggaraan pameran. Bendahara harus juga dapat menyusun laporan pertanggungjawaban atas penggunaan dan pengelolaan keuangan selama pameran berlangsung. Untuk itu bendahara memang harus betul-betul mereka yang memiliki sikap yang jujur, teliti, cermat, sabar, tidak boros, dan tidak lepas rasa tanggung jawab terhadap seluruh tugas yang dilaksanakannya.

e. Seksi Kesekretariatan

Seksi ini bertugas membantu sekretaris dalam pembuatan dokumen tertulis seperti surat-menyurat, penyusunan proposal kegiatan, dan mencatat segala sesuatu yang terjadi hingga pameran selesai.

Selain susunan panitia inti di atas, seksi-seksi pun dibentuk sebagai penunjang pelaksanaan pameran, di antaranya:

f. Seksi Usaha

Seksi ini berkewajiban membantu Ketua dalam pencarian dana atau sumbangan dari berbagai pihak, untuk menutupi biaya pameran. Beberapa usaha untuk memperoleh dana, misalnya dari iuran peserta pameran, sumbangan dari siswa secara kolektif, sumbangan dari donatur atau para simpatisan terhadap diselenggarakannya pameran, baik berupa uang atau barang yang sangat diperlukan dalam penyelenggraan kegiatan tersebut.

g. Seksi Publikasi dan Dokumentasi

Seksi publikasi bertugas sebagai juru penerang kepada umum melalui berbagai media, seperti dengan surat-surat pemberitahuan, spanduk kegiatan, pembuatan poster pameran, katalog, undangan, dan sebagainya. Apabila dalam masalah pemberitahun tersebut ternyata memerlukan surat-surat izin dapat berhubungan dengan sekertaris penyelenggaraan pameran.

Seksi publikasi juga bertugas untuk membuat laporan dokumentasi pameran, dengan jalan mengumpulkan hasil pemotretan tentang kegiatan dari awal sampai selesai (berakhir), dokumentasi pameran ini sangat penting sebagai tolok ukur dan wawasan di masa mendatang.

f. Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang

Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran bertugas mengatur tata ruang pameran. Seksi ini selain bertugas untuk menghias ruang pameran juga bertugas mengatur denah dan penempatan karya yang dipamerkan. Dalam penataan ruang pameran Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Pengaturan benda-benda yang dipajang tergantung di dinding ruangan berupa lukisan, jangan sampai dicampur atau satu tempat dengan benda-benda seni kerajinan lainnya yang dipajang di atas meja pameran, bila mungkin disediakan ruangan gelar yang terpisah.
  2. Penataan benda-benda untuk mengarahkan pengunjung agar dapat berkonsentrasi waktu menonton dan melihat berbagai barang (karya) yang dipamerkan.
  3. Pemberian hiasan dekorasi ruangan diharapkan tidak berlebihan sehingga mengganggu penikmatan karya yang dipamerkan.
  4. Pengaturan jalan masuk dalam ruang pameran sesuai dengan keinginan karya mana yang diharapkan dilihat pertama kali dan karya mana yang diharapkan dilihat terakhir kali.
  5. Penyertaan musik dan lagu sebagai pengantar dan pengisi suasana pameran bertujuan untuk membantu pengunjung pameran menikmati karya yang dipamerkan.
  6. Penyertaan musik pengiring yang berlebihan dapat mengganggu pengunjung pameran sehingga tujuan apresiasi karya dapat tidak tercapai.


g. Seksi Stand

Seksi stand atau petugas stand adalah penjaga pameran yang bertugas menjaga kelancaran pameran, mengatur (mengarahkan) pengunjung mulai dari masuk sampai ke luar dari ruang pameran.

Petugas penjaga stand diharapkan melayani para pengunjung secara ramah dan sopan membantu memberikan informasi tentang karya-karya yang dipamerkan.

h.Seksi Pengumpulan dan Seleksi Karya

Karya yang akan dipamerkan dikumpulkan dan dipilih, dikategorikan sesuai dengan tema pameran yang ditentukan. Seksi pengumpulan dan seleksi karya bertugas melakukan pencataan dan pendataan karya (nama seniman, judul, tahun pembuatan, kelas, harga, dll) serta melakukan pemilihan karya yang akan dipamerkan.

i. Seksi Perlengkapan

Seksi Perlengkapan memiliki tugas untuk mengatur berbagai perlengkapan (alat dan fasilitas lain) yang digunakan dalam penyelenggaraan pameran. Seksi ini bekerjasama dengan seksi dekorasi dan penataan ruang mempersiapkan tempat penyelenggaraan pameran serta berkordinasi secara khusus dengan seksi pengumpulan dan seleksi karya dalam pengumpulan dan pemilihan karya.

j. Seksi Keamanan

Tugas seksi keamanan dinataranya menjaga ketertiban dan keamanan lokasi pameran khususnya kemanan karya-karya yang dipamerkan.

k. Seksi Konsumsi

Saat pembukaan pameran umumnya disediakan kudapan atau hidangan bagi tamu undangan. Seksi Konsumsi bertugas menyediakan dan mengatur konsumsi ketika pembukaan pameran tersebut. Seksi konsumsi juga bertanggung jawab menyediakan dan mengatur konsumsi dalam kegiatan kepanitian pameran.

4. Menentukan Waktu dan Tempat Kegiatan Pameran

Penentuan waktu pameran yang diselenggarakan bersamaan dengan pekan seni di sekolah biasanya dilakukan saat tidak ada kegiatan pembelajaran di kelas seperti pada akhir semester atau tahun ajaran menjelang hingga saat pembagian raport. Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan pameran tidak mengganggu kegiatan belajar dan dapat diikuti serta disaksikan oleh segenap warga sekolah.

Penentuan tempat pameran disesuaikan dengan kondisi sekolah dan ukuran, jumlah serta karakteristik karya yang akan dipamerkan, apakah akan dilakukan di kelas, di aula, gedung serba guna, di halaman sekolah atau tempat lain di luar sekolah.

5. Menyusun Agenda Kegiatan Kegiatan Pameran

Penyusuan agenda kegiatan dimaksudkan untuk memberikan kejelasan waktu pelaksanaan kepada semua fihak yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan pameran. Agenda kegiatan disusun dalam sebuah tabel dengan mencantumkan komponen jenis kegiatan dan waktu (biasanya dalam bulan, minggu dan tanggal).

6. Menyusun Proposal Kegiatan Kegiatan Pameran

Penyusunan proposal kegiatan sangat bermanfaat dalam kegiatan persiapan pameran. Proposal kegiatan dapat digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pameran. Selain itu, proposal ini juga dapat digunakan untuk mencari dana dari berbagai pihak (sponsorship) untuk membantu kelancaran penyelenggaraan pameran. Secara umum sistematika isi proposal biasanya mencakup: latar belakang, tema, nama kegiatan, landasan/dasar penyelenggaraan, tujuan kegiatan, susunan panitia, anggaran biaya, jadwal kegiatan, ketentuan sponsorship, dan lain-lain.

Setelah mempelajari tentang perencanaan pameran, cobalah untuk menyusun kepanitian pameran seni rupa yang akan diselenggarakan bersamaan dengan pementasan karya seni lainnya dalam kegiatan pekan seni sekolah di akhir semster atau akhir tahun ajaran sebelum libur sekolah.

Tanya Jawab seputar Urutan Kegiatan dalam Merencanakan Pameran Seni Rupa

6 Langkah merencanakan pameran?

Jawaban: 1) Menentukan tujuan pameran, 2) Menyusun konsep pameran, 3) Mengatur anggaran, 4) Memilih lokasi dan tanggal, 5) Menyusun tim panitia, 6) Melakukan promosi dan publikasi.

4 langkah dalam pelaksanaan kegiatan pameran?

Jawaban: 1) Persiapan (menyiapkan karya, lokasi, dan peralatan), 2) Penyusunan dan penataan karya, 3) Pelaksanaan (pembukaan, pengelolaan, dan pemeliharaan pameran), 4) Evaluasi dan penutupan.

4 Apa tahapan umum dalam merencanakan pameran karya seni rupa?

Jawaban: 1) Penentuan tujuan dan tema, 2) Pengumpulan karya dan seleksi, 3) Penyusunan konsep dan anggaran, 4) Penyusunan panitia dan persiapan.

Apa saja tahapan dalam pelaksanaan kegiatan pameran seni rupa?

Jawaban: 1) Persiapan, 2) Penyusunan dan penataan karya, 3) Pelaksanaan (pembukaan, pengelolaan, dan pemeliharaan pameran), 4) Evaluasi dan penutupan.

5 Langkah perencanaan pameran?

Jawaban: 1) Menentukan tujuan dan tema, 2) Mengumpulkan karya dan melakukan seleksi, 3) Menyusun konsep dan anggaran, 4) Memilih lokasi dan tanggal, 5) Menyusun tim panitia.

Langkah langkah untuk membuat pameran?

Jawaban: 1) Merencanakan pameran, 2) Menyiapkan karya, lokasi, dan peralatan, 3) Menyusun dan menata karya, 4) Melaksanakan (pembukaan, pengelolaan, pemeliharaan), 5) Evaluasi dan penutupan.

Apa saja kegiatan utama dalam persiapan pameran seni rupa?

Jawaban: 1) Pengumpulan karya, 2) Seleksi karya, 3) Penyusunan konsep dan anggaran, 4) Menyusun panitia dan kebutuhan logistik.

Langkah pertama yang dilakukan dalam menyelenggarakan pameran adalah?

Jawaban: Menentukan tujuan dan tema pameran.

Langkah Langkah Menyiapkan dan memilih karya?

Jawaban: 1) Mengumpulkan karya dari seniman, 2) Melakukan seleksi dan kurasi, 3) Menentukan layout dan penataan karya, 4) Melakukan pengecekan kualitas karya.

Siapa saja susunan panitia pameran?

Jawaban: Ketua, Sekretaris, Bendahara, Koordinator Publikasi dan Promosi, Koordinator Logistik, Koordinator Kuratorial, Koordinator Acara, dan anggota panitia lainnya sesuai kebutuhan.

Langkah ke 3 dalam merencanakan sebuah pameran yaitu?

Jawaban: Mengatur anggaran yang mencakup biaya penyelenggaraan, promosi, logistik, dan kebutuhan lainnya.

Apa itu perencanaan kegiatan pameran karya seni rupa?

Jawaban: Perencanaan kegiatan pameran seni rupa adalah proses penyusunan konsep, tujuan, anggaran, dan persiapan lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan pameran seni rupa.

Jelaskan langkah langkah dalam menyusun rencana pameran sekolah?

Jawaban: 1) Menentukan tujuan dan tema, 2) Koordinasi dengan guru dan siswa, 3) Mengumpulkan karya dan melakukan seleksi, 4) Menyusun anggaran dan kebutuhan logistik, 5) Menyusun panitia, 6) Menyusun jadwal dan lokasi pameran, 7) Melakukan promosi dan publikasi.

Berikut yang bukan langkah langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan pameran adalah?

Jawaban: Penataan karya di lokasi pameran, karena ini merupakan tahap pelaksanaan, bukan perencanaan.

Jelaskan langkah langkah mengelola pameran seni rupa berdasarkan ilmu manajemen?

Jawaban: 1) Perencanaan (tujuan, tema, anggaran, jadwal), 2) Organisasi (penyusunan panitia dan tugas), 3) Pelaksanaan (persiapan, penataan karya, pengelolaan, pemeliharaan), 4) Pengendalian (monitoring, evaluasi, penutupan).

Tahap persiapan dalam pembuatan karya seni meliputi langkah kerja?

Jawaban: 1) Penelitian dan pengumpulan referensi, 2) Pengembangan konsep dan ide, 3) Menyusun sketsa dan rancangan, 4) Menyiapkan bahan dan alat, 5) Latihan teknik dan eksplorasi.

Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Pameran Karya Seni Rupa

Pengertian Pameran

Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan ide atau gagasan perupa kepada publik melalui media karya seninya. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antara perupa yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal ini sejalan dengan definisi yang diberikan Galeri Nasional bahwa: “Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan hingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.”

Penyelenggaraan pameran dalam konteks pembelajaran seni budaya bisa dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah (masyarakat). Penyelenggaraan pameran di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil studi para siswa dari kegiatan pembelajaran kurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Adapun konteks pameran dalam arti luas, di masyarakat, materi pameran yang disajikan berupa berbagai jenis karya seni rupa untuk diapresiasi oleh masyarakat luas.

Setelah membaca paparan singkat di atas, kalian dapat mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang pameran karya seni rupa, cobalah kemukakan dengan kata-kata kalian sendiri apa pengertian dari pameran karya seni rupa.

Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Pameran Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Pameran Karya Seni Rupa


Sebagai mahluk yang berakal dan berbudi, setiap pekerjaan yang kita lakukan seharusnya memiliki tujuan dan manfaat yang diharapkan serta dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Dalam penyelenggaraan pameran setidaknya dikenal beberapa tujuan yaitu (1) tujuan sosial dan kemanusiaan, (2) tujuan komersial, dan (3) tujuan yang berkaitan dengan pendidikan.

Sebuah kegiatan pameran yang diselenggarakan dalam lingkup terbatas (sekolah) maupun lingkup yang lebih luas (masyarakat) dapat diselenggarakan dengan harapan karya seni rupa yang dipamerkan terjual dan dana hasil penjualan tersebut digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan seperti disumbangkan ke panti asuhan, masyarakat tidak mampu atau korban bencana alam. Ada juga kegiatan pameran yang diselenggarakan dengan harapan karya yang dipamerkan terjual dengan keuntungan yang tinggi bagi pemilik karya atau penyelenggara pameran tersebut. Dalam konteks pembelajaran atau pendidikan seni rupa, pameran diselenggarakan dengan harapan mendapat apresiasi dan tanggapan dari pengunjung untuk meningkatkan kualitas berkarya selanjutnya.

Secara khusus penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki manfaat, untuk menumbuhkan dan menambah kemampuan kalian dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain serta menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif.

Berkaitan dengan organisasi penyelenggarannya, penyelenggaraan pameran karya seni rupa di sekolah bermanfaat untuk melatih kerja kelompok (bekerjasama dengan orang lain), mempertebal pengalaman sosial, melatih untuk bertanggungjawab dan dapat bersikap mandiri serta melatih untuk membuat suatu perencanaan kerja melaksanakan apa yang telah direncanakan. Jika karya yang dipamerkan dapat diapresiasi dengan baik, kegiatan pameran juga bermanfaat membangkitkan motivasi kalian dalam berkarya seni.

Kegiatan pameran karya seni rupa ini memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antara pencipta seni (seniman) dengan pengamat seni (apresiator). Pameran seni rupa pada hakekatnya berfungsi sebagai pembangkit apresiasi seni pada masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara seniman dengan penonton.

Rangkuman Pameran Karya Seni Rupa di Sekolah

Pameran karya seni rupa merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seniman baik secara perorangan maupun kelompok untuk menyampaikan ide atau gagasannya ke pada publik melalui media karya seni rupa sehingga melalui kegiatan pameran tersebut diharapkan terjadi komunikasi antaran seniman yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator.

Penyelenggaraan pameran setidaknya memiliki beberapa tujuan yaitu tujuan sosial dan kemanusiaan, tujuan komersial, dan tujuan yang berkaitan dengan pendidikan. Secara khusus penyelenggaraan pameran di sekolah mempunyai kegunaan untuk menumbuhkan dan menambah kemampuan dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain serta menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya seni rupa secara lebih objektif. Dalam konteks pembelajaran atau pendidikan seni rupa, pameran diselenggarakan dengan harapan memperoleh apresiasi dan tanggapan dari pengunjung untuk meningkatkan kualitas berkarya.

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pameran di antaranya adalah ketersediaan karya seni rupa yang akan dipamerkan, adanya pihak panitia penyelenggara pameran, pengunjung pameran dan tempat pameran. Persiapan pameran hendaknya dilakukan dengan tahap menyiapkan karya, memilih karya, dan menyiapkan perlengkapan pameran. Sedangkan proses penyelenggaraan pameran mencakup pelaksanaan kerja kepanitiaan, penataan ruang, pelaksanaan pameran dan laporan kegiatan pameran. Proses-proses tersebut dilakukan oleh siswa secara bersama-sama.

Proses penyelenggaraan pameran akan berjalan dengan lancar bila didukung perlengkapan dan peralatan pameran seperti ruang pameran, meja, buku tamu, buku pesan, panil, katalog, folder, lampu penerangan dan sound system. Kelancaran proses penyelenggaran dipengaruhi pula oleh kemampuan kerjasama panitia sesuai beban tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Melaksanakan kegiatan pameran seni rupa harus dilakukan dengan perencanaan yang matang, tersusun secara sistematis dan logis. Kerjasama dan tanggungjawab dalam melaksanakan kegiatan mendukung kelancaran kegiatan pameran. Penataan ruang pameran karya seni rupa yang baik akan mendukung kegiatan apresiasi sehingga tercapai tujuan yang di harapkan. Melalui kegiatan pameran kita tidak hanya belajar mengapresiasi karya seni rupa, tetapi juga belajar untuk berdisiplin dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, belajar untuk saling menghargai dan bekerjasama, selain itu juga belajar mengakui kekurangan dan kelemahan serta belajar untuk berkomitmen untuk berbuat lebih baik di masa yang akan datang.

Saturday, December 13, 2014

Pengertian dan Manfaat Sketsa

Kegiatan manusia membuat sketsa telah menjadi tradisi sejak zaman Renaissance. Seniman tradisional di Indonesia, khususnya di Bali sudah membuat sketsa sejak zaman dahulu yang disebut ngreka. Kegiatan pembuatan sketsa ini mendahului kegiatan melukis tradisional. Seniman melakukan Ngreka dengan membuat berbagai bentuk di atas kanvas tradisional, ngereka ini menggunakan alat tajam dari bambu yang diraut untuk dipakai sebagai pena. Tintanya terbuat dari jelaga yang dicampur dengan cairan perekat ancur. Saat ini bahan-bahan tradisional tersebut telah diganti dengan alat dan bahan yang lebih modern, peralatan berupa pena dan bahan berupa tinta Cina hitam.

Menggambar sketsa adalah bagian dasar dari menggambar, sedangkan menggambar adalah kegiatan dasar dari seni rupa, baik seni rupa berbentuk dua dimensional maupun tiga dimensional. Pikiran seorang seniman dapat divisualisasikan dalam wujud sketsa hanya dengan menggunakan secarik kertas dan sebuah pensil. Dalam artikel ini, yang dimaksud dengan menggambar sketsa adalah menggambar hanya dengan menggunakan garis dan segala variasinya. Menggaris adalah sesuatu yang sangat penting dan mendasar dalam kegiatan menggambar. Dari sebuah goresan garis dapat diketahui seberapa kemampuan, ketrampilan dan kepekaan keindahan dari seniman pembuatnya. Oleh sebab itu, kegiatan ini sangat mendasar dan sangat penting untuk melatih keterampilan tangan dalam menggambar dan melatih kepekaan estetik.

A. Pengertian Sketsa

Pengertian dari Sketsa adalah : gambar atau lukisan pendahuluan yang kasar ringan, semata-mata garis dasar atau belum selesai. Kadang kala sketsa hanya digunakan sebagai pembantu untuk pengingat saja. Sketsa atau sket (sketch) secara umum dikenal sebagai bagan atau rencana untuk sebuah lukisan. Dalam pengertian tersebut, sketsa lebih merupakan gambar kasar dan bersifat sementara, baik di atas media kertas atau media kanvas dengan tujuan untuk dikerjakan lebih lanjut menjadi sebuah lukisan.

Menggambar adalah suatu usaha untuk menyampaikan perasaan dan pikiran secara visual kepada orang lain. Anak-anak biasanya senang dengan kegiatan menggambar, karena dengan menggambar anak-anak dapat menuangkan pengalamannya mewujudkan simbol-simbol visual dari apa yang pernah dilihatnya sehari-hari dalam kehidupan nyata melalui bidang gambar.

Kegiatan menggambar pada dasarnya hanya memerlukan alat dan bahan yang sangat sederhana untuk dapat membuat tanda goresan. Beberapa garis jika digoreskan pada bidang datar akan dapat memberikan suatu kesan simbol tentang bentuk yang ada di sekeliling kita. Dengan demikian, pikiran dan perasaan dapat kita ungkapkan dalam bentuk visual lewat kegiatan menggambar, sehingga menggambar menjadi kegiatan yang mendasar dalam berkarya seni rupa. Kegiatan menggambar secara umum dapat juga dianalogikan dengan kegiatan menulis. Analoginya adalah sebagai berikut : sebelum seseorang dapat menulis kalimat, ia harus dapat menulis huruf dan kata terlebih dahulu, begitu juga dengan kegiatan berkarya seni rupa dan kria. Sebelum seseorang dapat membuat karya seni rupa dan kria, ia terlebih dahulu harus dapat menggambar seluruh bentuk-bentuk yang ada di sekitarnya.


B. Manfaat Sketsa

Sketsa mempunyai beberapa manfaat atau fungsi, antara lain:
  1. Untuk lebih dapat memberi gambaran tema
  2. Meminimalisir kesalahan dalam menggambar
  3. Mempertajam pengamatan pelukis
  4. Meningkatkan kemampuan pelukis dalam mengkoordinasikan hasil pengamatan dan keterampilan tangan.


C. Aturan-Aturan Dalam Membuat Sketsa

Adapun beberapa aturan dalam membuat sketsa adalah sebagai berikut
  1. Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertikal, horizontal, maupun lengkung secara tipis
  2. Menggambar garis sekunder, misalnya melukis kerangka lingkaran atau kotak dalam keadaan tipis
  3. Menebalkan garis sketsa yang sudah benar sesuai dengan karakter jenis garis yang diinginkan oleh pelukis.


Perhatikan contoh gambar sketsa di bawah ini :

Pengertian dan Manfaat Sketsa


Sebelum berlatih membuat sketsa, ada baiknya kita melakukan latihan melemaskan tangan dengan membuat berbagai jenis garis dengan menggunakan pensil dan tinta. Latihlah tangan kita untuk menarik garis lurus tanpa bantuan mistar secara berulang kali sampai garis yang dihasilkan sudah kelihatan stabil, selanjutnya mari kita buat garis lengkung, zig-zag, dan bergelombang dengan berbagai variasi ketebalan. Buatlah berbagai macam garis pendek-pendek dengan berbagai variasi dan komposisi agar tidak membosankan. Pada awalnya memang tampat meragukan, namun jika sudah berlatih berulang kali garis yang dihasilkan akan terlihat lebih luwes dan indah.

Thursday, December 11, 2014

Pengertian Lukisan


Hampir setiap hari kita melihat lukisan baik yang tercetak di buku, terlihat di layar monitor, atau tergantung di dinding. Apa pengertian lukisan ?
Lukisan merupakan sebuah karya seni yang dibuat dengan cara memulaskan cat menggunakan alat kuas lukis, pisau palet atau peralatan lain, pemulasan cat dengan berbagai warna dan nuansa gradasi warna, dengan kedalaman warna yang tertentu dan juga komposisi warna tertentu dari bahan warna pigmen warna dalam pelarut dan gen pengikat untuk pengencer air. Gen pengikat dapat berupa minyak linen untuk cat minyak dengan pengencer terpenthin pada permukaan datar seperti kertas, kanvas atau dinding. Hal ini dilakukan oleh seorang seniman pelukis dengan kedalaman warna dan dibarengi oleh cita rasa pelukis, definisi ini dapat digunakan terutama jika ia merupakan pencipta dari suatu karya lukis.

Pengertian LukisanJika dilihat dari sejarahnya, lukisan-lukisan tertua ditemukan di Chauvet Grotte (Perancis), oleh beberapa sejarawan, lukisan tersebut diklaim berasal dari sekitar 32 ribu tahun yang lalu. Lukisan di Chauvet Grotte tersebut diukir dan dicat menggunakan oker merah dan pigmen hitam dan menampakan gambar beberapa jenis hewan seperti kuda, badak, singa, kerbau, selain itu juga memperlihatkan sosok raksasa, desain abstrak dan sejenis sosok manusia mungkin bersifat parsial. Akan tetapi, bukti paling awal penciptaan karya lukisan telah ditemukan juga di dua tempat penampungan batu di Arnhem Land (Australia utara). Pada lapisan terendah material tempat ini tidak digunakan potongan oker yang diperkirakan berasal dari 60 ribu tahun yang lalu. Para arkeolog juga telah menemukan sebuah fragmen dari lukisan batu yang diawetkan dalam batu kapur tempat penampungan di wilayah Kimberley Utara (Australia Barat), diperkirakan 40 ribu tahun yang lalu. Ada contoh lukisan gua di seluruh dunia-di India , Perancis, Spanyol, Portugal, Cina, Australia, dll

Dalam budaya Barat, lukisan dengan cat minyak dan cat air memiliki tradisi kaya dan kompleks dalam gaya dan subjek. Adapun dalam budaya Timur, tinta dan warna historis didominasi oleh pilihan media dengan tradisi yang juga sama-sama kaya dan kompleks.

Dengan berkembangnya teknologi, penemuan fotografi juga memiliki dampak besar pada lukisan. foto pertama diproduksi pada 1829. Dari pertengahan hingga akhir abad ke-19, proses fotografi ditingkatkan. Lukisan mulai banyak kehilangan tujuan historisnya untuk memberikan catatan yang tepat dan akurat dari dunia yang dapat diamati. Ada yang memulai serangkaian gerakan seni pada abad ke-20 di mana pandangan Renaissance dunia itu terus terkikis, melalui Impresionisme, Post Impresionisme, Fauvisme, Ekspresionisme, Kubisme dan Dadaism. Adapun Lukisan Timur dan Afrika, tidak mengalami transformasi setara pada saat yang sama.

Seni Modern dan Kontemporer telah menjauh dari nilai-nilai sejarah, hal ini membuat beberapa orang mengatakan bahwa pada 1960, lukisan sebagai bentuk seni, sudah musnah. Tapi hal ini tidak menghalangi semangat sebagian besar pelukis yang hidup, mereka terus berlatih untuk menghasilkan lukisan baik secara keseluruhan atau sebagian dari pekerjaan mereka sebagai pelukis. Vitalitas dan fleksibilitas lukisan di abad 21 dapat membantah pernyataan prematur dari kehancurannya. Dalam zaman yang ditandai gagasan pluralisme, tidak ada konsensus tentang gaya perwakilan zaman. Karya-karya penting seni terus dihasilkan dalam berbagai macam gaya dan temperamen estetika.

Thursday, December 4, 2014

Pengertian dari Objek Menggambar


Apakah pengertian dari objek menggambar ?
Walaupun banyak pelukis beraktivitas dengan hanya mengandalkan imajinasinya saat menggambar, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak juga pelukis yang menggambar dengan menggunakan objek.
Yang dimaksud dengan objek menggambar adalah objek yang digunakan oleh pelukis sebagai contoh atau model lukisannya.

Objek yang tidak akan pernah habis untuk digambar adalah alam semesta. Kekayaan flora, fauna dan juga alam benda merupakan objek yang dapat kita gambar. Keindahan flora, fauna dan juga alam benda merupakan sumber inspirasi dan eksplorasi yang tak terbatas dalam menggambar.

Menggambar bentuk 

Menggambar bentuk artinya menggambar dengan meniru bentuk objek alam atau objek benda yang sebenarnya. Atau dengan Kata lain, pengertian gambar bentuk adalah gambar yang dihasilkan sesuai dengan kondisi aslinya.
Dalam bidang seni rupa, bentuk terbagi atas dua macam, yaitu: Bentuk Figuratif dan Bentuk Nonfiguratif. Bentuk Figuratif artinya bentuk nyata sesuai dengan aslinya, sedangkan bentuk Nonfiguratif artinya bentuk yang tidak nyata.

Selain itu, dapat juga digolongkan dalam:

  • Bentuk Abstrak, yaitu bentuk yang tidak nyata atau tidak meniru benda yang terdapat di alam
  • Bentuk Geometris, yaitu bentuk yang beraturan
  • Bentuk Non-geometris, yaitu bentuk yang tidak beraturan
  • Bentuk Stilasi, yaitu bentuk yang dihasilkan dari hasil modifikasi bentuk hewan maupun tumbuhan. Contohnya pada batik.
  • Bentuk Visual Realistis atau Naturalis, yaitu bentuk yang terdapat di alam dan dibuat sesuai dengan kondisi aslinya.

Monday, December 1, 2014

Bereksperimen dalam Seni Rupa

Keberanian bereksperimen sangat diperlukan pada aktivitas penciptaan seni rupa (murni, desain, dan kria) yang mementingkan kreativitas. Ada perupa (seniman) yang bereksperimen dalam menyajikan bentuk seni (menciptakan bentuk baru), sementara seniman lain bereksperimen dalam memilih dan mengkombinasikan beberapa aspek konseptual penciptaan seni. Ada juga beberapa seniman yang melakukan eksperimen dengan memodifikasi konvensi seni, desain, dan kria yang sudah ada, kemudian yang terakhir ada pula seniman yang benar-benar bereksperimen untuk menemukan dan menciptakan karya seni yang benar-benar baru. Dalam konteks proses kreatif, Guilford dalam bukunya yang berjudjul "Semiawan, Dimensi Kreatif dalam Filasafat Ilmu" menyebutkan; sifat fluensi, orisinalitas, fleksibilitas, elaborasi, dan redefinisi adalah kemampuan yang perlu dikembangkan lewat aktivitas eksperimen. Fluensi terkait secara langsung dengan kesigapan, kelancaran, dan kemampuan manusia untuk melahirkan banyak gagasan. Fleksibilitas adalah kemampuan manusia untuk menggunakan beragam pendekatan dalam memecahkan masalah. Sedangkan orisinalitas adalah kemampuan manusia untuk mencetuskan gagasan-gagasan asli. Sedangkan redefinisi merupakan kemampuan manusia untuk merumuskan batasan-batasan dari sudut pandang lain, tidak dengan cara-cara yang sudah lazim. Sebagai contoh, lukisan secara konvensional biasanya didefinisikan sebagai karya seni dua dimensioanal, batasan ini dianggap oleh sebagian seniman pelukis kreatif mengekang kreativitas mereka. Kemudian dengan sengaja mereka membuat lukisan dalam wujud 3 dimensional (bentuk piramid 3 dimensi). Ini adalah ontoh dari redefinisi bentuk seni.

1. Penciptaan Seni Rupa Murni dalam Bereksperimen dalam Seni Rupa


Bereksperimen dalam Seni RupaPenciptaan seni rupa murni adalah kegiatan berkarya seni lukis, seni grafis, seni patung, seni serat, dan lain-lain, untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan pengalaman kehidupan menjadi suatu perwujudan visual yang dilandasi dengan kepekaan artistik. Kepekaan artistik disini dapat berarti "memerlukan kemampuan dalam mengelola atau mengorganisir elemen-elemen visual untuk mewujudkan gagasan menjadi sebuah karya nyata".

a. Aspek Konseptual

1) Penemuan Sumber Inspirasi

Titik tolak penciptaan sebuah karya seni rupa murni adalah penemuan gagasan. Kita harus memiliki gagasan yang jelas dan terdefinisi dengan baik dalam mengekspresikan pengalaman artistik. Sumbernya dapat berasal dari realitas internal dan realitas eksternal.

  1. realitas internal, perambahan kehidupan spiritual (psikologis) dari diri kita sendiri. Misalnya harapan, cita-cita, intuisi, emosi, nalar, gairah, kepribadian dan pengalaman kejiwaan lainnya yang seringkali belum teridentifikasi dengan bahasa. Atau dengan kata lain, gagasan seni dapat timbul dari kebutuhan kita sebagai manusia untuk berekspresi. 
  2. realitas eksternal, yaitu hubungan pribadi kita sebagai manusia dengan Tuhan (tema religius), hubungan pribadi kita dengan sesama manusia (tema sosial: kemiskinan, keadilan, nasionalisme), dan hubungan pribadi kita dengan alam (tema: lingkungan, keindahan alam) dan lain sebagainya.


2) Penetapan Interes Seni

Dalam aktivitas penciptaan kita harus menentukan interes seni dari kita sendiri, dapat berkreasi secara optimal. Pada dasarnya terdapat 3 interes seni:

  1. interes pragmatis, yaitu menempatkan seni sebagai instrumen pencapaian tujuan tertentu. Misalnya tujuan nasional, politik, moral, dakwah, dan lain-lain. 
  2. interes reflektif, yaitu menempatkan seni sebagai pencerminan realitas aktual (fakta kehidupan) dan realitas khayali (realitas yang dibayangkan sebagai sesuatu yang ideal).
  3. interes estetis, yaitu berupaya melepaskan seni dari nilai-nilai pragmatis dan instrumentalis. Jadi interes estetis bertujuan untuk mengeksplorasi nilai-nilai estetik secara mandiri (seni untuk seni).


Dengan menetapkan interes seni kita sendiri, kita akan lebih memahami tujuan kita dalam menciptakan suatu karya.

3) Penetapan Interes Bentuk

Untuk mengekspresikan penghayatan kita terhadap nilai-nilai internal atau eksternal dengan tuntas, perlu dipertimbangkan kecenderungan umum minat dan selera seni kita sendiri. Misalnya dengan cara mencermati karya-karya yang telah kita buat selama ini. Kecenderungan yang dapat dipilih adalah :

  1. bentuk figuratif, yaitu karya seni rupa yang menggambarkan figur yang biasa kita kenal sebagai objek-objek alami, manusia, tumbuhan, hewan, gunung, laut, sungai dan lain-lain yang kita gambarkan dengan cara meniru rupa dan warna benda- benda tersebut. 
  2. bentuk semi figuratif, yaitu karya seni rupa separuh figuratif, masih menggambarkan figur atau kenyataan alamiah, tapi bentuk dan warnanya sudah mengalami deformasi, distorsi, stilasi, oleh perupa. Bentuknya tidak meniru rupa sesungguhnya, tetapi sudah dirubah untuk kepentingan pemaknaan, misalnya, bentuk tubuh manusia yang diperpanjang, atau sebuah patung yang bertangan banyak, bentuk gunung yang disederhanakan atau digayakan untuk mencapai efek estetis dan artistik. 
  3. bentuk nonfiguratif, merupakan karya-karya seni rupa yang sama sekali tidak menggambarkan bentuk-bentuk alamiah, dengan kata lain tanpa figur atau tanpa objek, oleh sebab itu disebut pula seni rupa non objektif. Pada karya-karya seni rupa non figuratif, susunan unsur-unsur visual ditata sedemikian rupa untuk menghasilkan satu karya yang indah. Istilah lain dari karya seni rupa non figuratif adalah karya seni abstrak. Secara umum karya abstrak yang baik dan berhasil adalah karya yang memiliki “bentuk bermakna”. Artinya sebuah karya seni yang berkapasitas untuk membangkitkan pengalaman estetis bagi orang yang mengamatinya. Dengan kata lain yang lebih sederhana, karya seni yang dapat membangkitkan perasaan menyenangkan, yaitu rasa keindahan.

4) Penetapan Prinsip estetik

Secara umum karya seni rupa murni menganut prinsip estetika tertentu. Untuk itu, kita harus dapat mengidentifikasi cita rasa keindahan yang terdapat pada karya-karya yang pernah kita ciptakan. Pada tahap ini, kita perlu menetapkan prinsip estetika yang paling sesuai bagi kita untuk mengungkapkan suatu pengalaman. Beberapa alternatif prinsip estetika yang dapat dipilih ialah:

  1. pramodern, yaitu prinsip estetika yang memandang seni sebagai aktivitas merepresentasikan bentuk-bentuk alam (gunung, laut, sungai), atau aktivitas pelestarian kaidah estetik tradisional. 
  2. modern, yaitu prinsip estetika yang memandang seni sebagai aktivitas kreatif yang mengutamakan aspek penemuan, orisinalitas, dan gaya pribadi atau personaliti. 
  3. posmodern, yaitu prinsip estetika yang memandang seni sebagai aktivitas permaianan tanda yang ironik, sifatnya eklektik (meminjam dan memadu gaya seni lama) serta menyajikannya sebagai pencerminan budaya konsumerisme masa kini.


b. Aspek Visual

1) Struktur Visual.

Untuk mewujudkan aspek konseptual menjadi sebuah karya visual, perlu ditegaskan lebih spesifik dalam "subject matter", masalah pokok atau tema seni yang akan kita ciptakan. Misalnya tema sosial: keadilan, dengan pilihan objek “hakim”. Tema pendidikan: dengan pilihan objek “guru”, tema religius: lukisan kaligrafi dengan objek “ayat Al-Quran tertentu”, dan lain sebagainya. Objek-objek tersebut dapat kita visualisasikan dengan berbagai cara, pilihlah unsur rupa (garis, tekstur, warna, bidang, volume, ruang), sesuai dengan kebutuhan interes seni, interes bentuk dan prinsip estetika yang telah ditetapkan terlebih dahulu dalam aspek konseptual.

2) Komposisi.

Hasil seleksi unsur-unsur seni rupa dikelola, ditata, dengan prinsip-prinsip tertentu, baik terhadap unsur secara tersendiri ataupun dalam hubungannya dengan bentuk atau warna. Dengan memperhatikan 4 (empat) prinsip pokok komposisi, yaitu: (1) proporsi, (2) keseimbangan, (3) irama, dan (4) kesatuan untuk memperlihatkan karakteristik keunikan pribadi kita.

3) Gaya pribadi

Dalam penciptaan karya seni, karakteristik atau ciri khas seorang seniman perupa merupakan faktor bawaan, yang menandai sifat unik karya yang diciptakannya. Misalnya Basoeki Abdullah, Raden Saleh, dan S. Soedjojono, meskipun mereka sama-sama melukis dengan gaya realisme, karya mereka akan sangat berlainan karena unsur gaya pribadi. Karya Raden Saleh biasanya menghadirkan suasana dramatis aristokratis, karya Basoeki Abdullah biasanya memperlihatkan idealisasi keindahan yang permai, sedangkan karya S. Soedjojono menghadirkan suasana heroisme dan nasionalisme.

Gaya pribadi akan lebih mudah terlihat jika kebebasan berkreasi diberikan, sehingga karya-karya siswa dengan sendirinya akan memperlihatkan keberagaman gaya seni sesuai kepribadian mereka masing-masing.

2. Aspek Operasional dalam Bereksperimen dalam Seni Rupa


Langkah-langkah kerja dalam proses perwujudan karya secara keseluruhan dimulai dari penetapan bahan, peralatan utama dan pendukung, serta teknik-teknik dalam memperlakukan bahan beserta peralatannya. Seluruh proses tersebut dikelompokkan ke dalam tiga tahap:
  1. Tahap persiapan. Melakukan pengadaan dan pengolahan bahan utama, bahan pendukung, dan pengadaan peralatan. 
  2. Tahap Pelaksanaan. Berkenaan dengan pengalaman artistik, aktivitas proses kreasi dari awal sampai selesai. 
  3. Tahap akhir. Karya seni rupa yang sudah selesai diciptakan, masih membutuhkan tindakan-tindakan khusus agar siap untuk dipamerkan. Jenis karya seni rupa tertentu memerlukan pembersihan secara menyeluruh, lapisan pengawet (coating), atau lembaran kaca dan bingkai. Jenis lain membutuhkan kemasan. Semuanya harus digarap dengan baik dan benar, sampai sebuah karya seni rupa sudah siap untuk dipamerkan. 


Saturday, November 29, 2014

Berkarya Kolaboratif pada Proyek Seni

Pada aktivitas kerja berkarya kolaboratif pada Proyek Seni, siswa harus dapat berkolaborasi untuk menghasilkan karya seni non konvensional, dengan memanfaatkan unsur-unsur rupa, gerak, bunyi, lakon, atau unsur lain dalam kombinasi baru dengan tujuan untuk menghasilkan seni yang sifatnya eksperimental. Diharapkan saat karya seni disajikan kepada pemirsa umum eksistensinya bukanlah karya seni rupa, bukan karya musik, bukan juga karya tari, dan bukan pula karya teater, melainkan karya “seni multimedia” atau “seni alternatif ” yang mengekspresikan sebuah tema tertentu yang telah dipilih sebelumnya.

Pada aktivitas pembelajaran berbasis proyek yang memfokuskan pada kerjasama ini, harus ada gagasan dan ide seni sebagai tantangan kreatif yang memerlukan pengintegrasian beberapa elemen seni (rupa, tari, musik, teater, atau ditambah unsur lain) untuk mengejawantahkan gagasan menjadi suatu seni yang kreatif dan inovatif (pendekatannya adalah prinsip estetika modernisme) atau suatu seni yang berpihak pada teori pluralisme seni (pendekatannya adalah prinsip estetika kontemporer), bila seni bersifat eklektik, parodi, ironi, pastiche, kebermainan, dan merayakan budaya permukaan tanpa mempedulikan kedalaman (maka pendekatannya adalah prinsip estetika posmodern).
Berkarya Kolaboratif pada Proyek Seni
Secara ringkas tugas dari suatu proyek seni dimulai dari penetapan:
  1. Konsep seni (sumber inspirasi, interes bentuk, interes seni, prinsip estetik). Selanjutnya gagasan seni yang disepakati didiskusikan untuk proyek seni yang akan dikerjakan cara kolaborasi. 
  2. Tujuan seni ditetapkan agar semua orang yang terlibat memiliki persepsi yang sama memahami untuk apa seni diciptakan. Misalnya hubungan manusia dengan kepercayaan (religius), hubungan manusia dengan alam (keindahan alam, perusakan hutan, go green, bencana alam, dan lain-lain). Hubungan manusia dengan sesama, misalnya hak asasi manusia, ketidakadilan, kesenjangan sosial, korupsi dan lain-lain, tatkala seni difungsikan untuk membela kepentingan sosial. 
  3. Fungsi seni dapat sangat luas, namun jika kita sederhanakan (pada kerja kolaboratif ini) seni bagi kreator adalah media ekspresi, sedangkan bagi apresiator (publik seni) merupakan sarana mendapatkan pengalaman estetis dan pengalaman menghayati nilai-nilai seni. 
  4. Media seni menggunakan unsur rupa, bunyi, gerak, ruang, peran, lokasi, alam, atau unsur yang dipilih dan ditentukan berdasarkan kepentingannya untuk merealisasikan gagasan seni.
  5. Teknik artistik adalah keterampilan dan langkah-langkah prosedural dalam mengerjakan bahan baku atau media seni, dari awal hingga sampai menjadi suatu karya proyek yang menghasilkan seni alternatif. 
  6. Proses kreasi meliputi tahap persiapan, pengendapan, elaborasi, dan penciptaan. Semua orang yang terlibat harus bekerja sama untuk mewujudkan proyek seni seoptimal mungkin.
  7. Proses penilaian karya seni multimedia atau seni alternatif tentunya membutuhkan pendekatan lain, artinya karya seni alternatif tidak dapat dinilai dengan kriteria seperti yang digunakan pada seni konvensional.
Dalam pelaksanaan proyek seni kolaboratif ini, perlu dibentuk tim kerja yang terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota. Misalnya Tim Konsep Seni bertugas mencari, mendapatkan, dan menulis konsep seni yang akan diciptakan. Tim perumus tujuan seni bertanggung jawab dalam menetapkan untuk apa proyek seni ditujukan, misalnya seni instrumentalis (untuk tujuan tertentu), estetis (seni untuk seni), pragmatis (seni untuk kebutuhan fungsional) reflektif (seni sebagai hasil renungan) atau yang lainnya.


Sumber : S.C. Bangun dkk. Buku Seni Budaya SMK/MA/SMA/MAK Kelas IX Semester I Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014

Friday, November 7, 2014

Merancang Karya Teater dari Naskah Adaptasi

Berdasarkan naskah Filipina, karya Marcelino Acana Jr, Noorca “Mentang-mentang dari New York”,  Marendra memindahkan setting peristiwanya ke kampung Jelambar, di wilayah Jakarta Barat. Lakon ini bercerita tentang Bi Atang (seorang janda) dan anak gadisnya, Ikah yang sok kaya. Perabotan rumahnya terdiri dari seperangkat kursi rotan yang sederhana dan sebuah radio besar. Lakon ini sangat terbuka untuk diadaptasi ke semua propinsi di Tanah Air, dengan memindahkan setting peristiwanya ke daerah setempat. Persoalan yang diungkapkan oleh lakon pada naskah itu tidak berjarak dengan persoalan-persoalan di semua Negara berkembang.

1. Membentuk staf produksi

Langkah pertama yang dilakukan oleh pelatih adalah mengumpulkan semua orang yang akan turut mendukung pementasan, lalu membentuk staf produksi, dengan pembagian tugas sebagai berikut:


  1. Memilih dan menentukan orang yang berminat di staf artistik; Pemain, penata musik, penata gerak, penata dekor, penata penata busana, penata rias, dan penata cahaya.
  2. Memilih dan menentukan orang yang berminat di staf managemen; pimpinan produksi, dana dan usaha, keuangan, dokumentasi, konsumsi dan bagian umum.


Merancang Karya Teater dari Naskah AdaptasiSemua orang yang turut mendukung pementasan harus saling bekerjasama dengan baik. Dan untuk memperlancar kerjasama diperlukan pembagian kerja dan batasan yang jelas mengenai wewenang dan kewajibannya masing-masing, sehingga tidak terjadi salah presepsi selama bekerja.

2. Memilih dan menentukan pemain
Setelah membaca dan memahami isi naskah, pelatih menjelaskan alur cerita dan melukiskan dan menentukan pemain yang akan memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam naskah. Caranya bisa dimulai dengan membaca naskah secara bergiliran kemudian ditentukan pemerannya. Atau dengan cara lain, pemain memilih peran yang mereka sukai, kemudian diberi waktu untuk mempresentasikan peran yang telah dipilihnya itu.

3. Menentukan Karakterisasi
Menganalisa tokoh-tokoh yang ada dalam naskah “Mentang-mentang dari New York”. Di dalam kegiatan ini, ada tiga sumber informasi mengenai karakterisasinya, yaitu  (1) dari keterangan yang ada di dalam naskah. (2) ucapan tokoh itu sendiri. dan (3) ucapan tokoh lain tentang tokoh tersebut:

4. Ikah

Keterangan di dalam naskah menyebutkan; - “Ikah muncul, Ia mengenakan gaun mengesankan yang dihiasi kulit binatang

5. Menentukan bloking

Bloking adalah pergerakan atau perpindahan pemain dari satu tempat ke tempat lain, (misalnya, dari duduk dikursi, berjalan untuk membuka pintu dll.). Kelangsungan bloking pemain didasarkan pada nilai-nilai komposisi panggung dengan mempertimbangkan “motif ” atau alasan bergerak.

Ada pun alasan untuk bergerak sumbernya ada dua, Yaitu ; berdasarkan (1) alasan kewajaran dan (2) alasan kejiwaan.
Contoh dari alasan kewajaran: dalam percakapan di ruang tamu, seseorang berujar, “panas betul cuaca siang ini!” kemudian berjalan ke arah jendela dan membukanya. Atau berjalan lebih dahulu ke arah jendela dan membukanya, baru berkata, “panas betul cuaca siang ini!”
Contoh alasan kejiwaan: adalah saat seorang pemain mengekspresikan ketakutan kemudian mengerutkan badannya. Atau saat seorang pemain melompat untuk mengekspresikan kegembiraannya.

Inti dari "mendengar" di dalam seni peran adalah menanggapi. Adapun menanggapi itu ada tiga:

  1. menanggapi lawan main : ekspresi dari percakapan dua orang atau lebih dalam sebuah pementasan drama. 
  2. menanggapi sifat adegan : merupakan ekspresi dari tokoh lakon yang menyesuaikan diri dengan keadaan sifat adegan sedih atau gembira, yang sedang berlangsung dalam suatu pementasan. 
  3. menanggapi lingkungan adegan : hal ini berhubungan dengan setting peristiwa. Misalnya, adegan sedang berlangsung dengan latar tempat di puncak gunung, latar waktu malam hari yang dingin, pemain yang muncul, mengerutkan tubuhnya. memakai sal berbulu pada lehernya. 

Kemudian, dianalissis apa saja yang dikatakan Ikah dalam naskah tersebut. Dan apa yang dikatakan tokoh lain tentang Ikah. Demikian juga dalam menganalisis tokoh-tokoh lainnya, seperti; Bi Atang, Otong, Anen, dan Fatimah.

6. Tata Rias

Sering kali dijumpai penokohan yang usianya lebih tua dari usia pemain,- seperti peran ibu, bapak, lurah, dokter, raja, ratu, dst. Karenanya, diperlukan tata rias untuk mendekatkan pemain yang berusia muda pada tokoh yang mereka perankan. Tata rias yang berdasar pada penokohan tersebut disebut Tata rias karakter.

7. Tata Busana

Tata busana yang dimaksudkan adalah tata busana untuk kebutuhan penokohan. Sumber dari tata busana penokohan tidak lain adalah naskah lakon yang akan dipentaskan. Misalnya, bagaimana busana yang dikenakan oleh tokoh Ikah digambarkan; - “Ikah muncul, ia mengenakan gaun mengesankan yang dihiasi kulit binatang berbulu pada lehernya. Sebelah tangannya mengayun-ayunkan sehelai sapu tangan sutra yang selalu dilambai-lambaikan saat berjalan atau bicara. Dan inilah gaya Hollywood yang gila itu”.

8. Tata Pentas

Tata Pentas yang dimaksudkan adalah segala sesuatu (termasuk set dekorasi) yang diatur berdasarkan kebutuhan pengadeganan. Misalnya, untuk set dekor untuk naskah lakon “Mentang-mentang dari New York”: Ruang tamu di rumah keluarga Bi Atang di kampung Jelambar. Pintu depannya di sebelah kiri, jendela sebelah kanan, di sebelah pentas ini, ada seperangkat kursi rotan yang sederhana, di sebelah kanan ada radio besar yang merapat ke dinding belakang. Di tengah dinding tersebut terdapat sebuah pintu yang menghubungkan ruang tamu dengan bagian dalam rumah itu.

9. Tata Cahaya

Tata cahaya merupakan kualitas penyinaran berdasarkan suasana adegan. Misalnya untuk kebutuhan pementasan “Mentang-mentang dari New York”: Pagi hari, saat layar mulai di buka, terdengar pintu depan diketuk orang, Bi Atang muncul dari pintu melepas apronnya, dan bersungut-sungut. Tata cahaya menggambarkan suasana pagi dengan mengkombinasikan penyinaran dari lampu-lampu spot yang diberi gelatin (warna cahaya).


Sumber : S.C. Bangun dkk. Buku Seni Budaya SMK/MA/SMA/MAK Kelas IX Semester I Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014

Ragam Permainan untuk Teater

1. Ragam Permainan untuk Teater: Menghindar dari Serangan Lebah


Permainan ini dilakukan secara berkelompok. Mula-mula kita berjalan dari X ke Y dan kembali lagi ke posisi X. Lalu berjalan lagi sambil membayangkan ada seekor Kumbang/Tawon menyerang kita. Kita harus menghindar dari serangan Kumbang/Tawon itu. Latihan dilanjutkan dengan membayangkan Kumbang/Tawon-nya bertambah banyak 5, 10, 50, 100 dan seterusnya. Kemudian kita mencoba untuk menjadi lebahnya.

2. Ragam Permainan untuk Teater: Jalan yang Licin


Ragam Permainan untuk TeaterPermainan ini juga dilakukan secara berkelompok. Masing-masing pemain membayangkan berjalan di jalan yang licin. Jaraknya ditentukan oleh pelatih. Misalnya, dari sudut X ke Y yang berjarak 10 sampai 20 meter. Apa pun yang dilakukan oleh pemain adalah yang terbaik. Jangan disalahkan. Yang salah adalah bila ada pemain yang meniru apa yang dilakukan temannya. Dalam latihan seperti ini, yang dihindari adalah meniru. Pelatih harus membebaskan pemain. Biarkan mereka berlaku berdasarkan imajinasinya masing-masing.

Variasi dari latihan ini, ialah:
a. Berjalan di jalanan yang lengket.
b. Berjalan di jalanan yang berlubang.
c. Berjalan di jalanan yang tergenang atau banjir.
d. Berjalan di jalanan yang panas.
e. Berjalan dengan kaki yang tidak bisa ditekuk.
f. Berjalan dengan kaki yang tidak bisa diluruskan.


Sumber : S.C. Bangun dkk. Buku Seni Budaya SMK/MA/SMA/MAK Kelas IX Semester I Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014

Wednesday, November 5, 2014

Teknik Dasar Akting Teater

Teknik Dasar Akting Teater 1 : Aktor dengan Suara dan Tubuhnya

Seorang aktor atau aktris dalam pekerjaan sehari-harinya pasti akan berhadapan dengan berbagai masalah yang menyangkut suara dan tubuhnya. Berbagai perasaan yang berkecamuk dibathin tokoh yang diperankan, harus mampu diejawantahkan melalui suara dan tubuhnya. Kondisi-kondisi badaniah yang dihadapi sang tokoh harus mampu dikemukakan dengan memanfaatkan suara dan tubuhnya. Melalui suara dan tubuhnya itulah seorang aktor-aktris berkomunikasi. Dengan suara dan seluruh bagian dari tubuhnya, ia harus mampu bercerita sehingga dapat meyakinkan orang lain.

Tuntutan dari segi suara dan fisik tidak kalah banyaknya dengan tuntutan yang ada dari segi kejiwaannya. Bagi seorang aktor/aktris teater, kondisi suara dan fisik yang prima menjadi syarat ang mutlak. Ia tidak perlu bersuara merdu bagai biduan dan berbadan bak seorang binaragawan, atau ratu kecantikan. Tidak perlu pula baginya untuk bersuara alto atau sopran, atau berpotongan tubuh bak seorang pesenam. nyaSuara boleh biasa-biasa saja dan tubuhnya pun boleh berbentuk bagaimana saja, sesuai kebutuhan tokoh yang ia perankan. Ia bisa bersuara cempreng, bertubuh pendek gemuk, kurus tinggi, besar tegap atau sedang-sedang saja dan berbagai bentuk suara dan tubuh yang biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Tapi dari dirinya dibutuhkan kesiapan yang mutlak, artinya suara dan tubuhnya harus siap pakai dalam kondisi seperti apapun juga. Kelenturan suara dan tubuh, keluwesan gerak, kesanggupan untuk bersikap tak melawan atau berpasif dengan seluruh tubuhnya, dan berbagai sikap serta perbuatan lainnya harus mampu dilahirkannya. Dan ini semua harus dilakukan secara logis, jelas dan tegas. Untuk segalanya inilah, maka seorang aktor/aktris dituntut untuk senantiasa melatih suara dan tubuhnya.

Salah satu usaha untuk itu adalah latihan olah suara dan latihan olah tubuh. Dapatkah suara dan tubuh diolah? Kalau seorang aktor/aktris ingin melihat suara dan tubuhnya sebagaimana seorang seniman keramik melihat tanah liat. Maka dapatlah ia mengolah suara dan tubuhnya. Seperti sang seniman keramik menyiapkan adonan tanah liat yang diaduk-aduk dan diremas-remasnya sebelum membentuk benda yang ingin dibuatnya. Harus seperti itulah sikap aktor/aktris terhadap suaranya dan tubuhnya.

Teknik Dasar Akting Teater 2 :  Olah Suara

Suara pemain teater harus dapat menempuh jarak yang lebih jauh dibanding dengan suara pemain film dan sinetron, karena suara pemain teater tidak hanya dituntut terdengar oleh lawan main, akan tetapi juga harus terdengar oleh seluruh penonton. Pertunjukan yang secara visual baik, kalau suara pemainnya tidak cukup terdengar, akan membuat penonton tidak dapat menangkap jalan ceritanya. Pertunjukan yang secara visual buruk, tapi kalau ucapan pemainnya cukup terdengar oleh penonton,
asih dapat membuat penonton bisa menikmati jalan cerita dari pertunjukan tersebut. Ini menunjukkan bahwa, suara mempunyai peranan yang cukup penting. Agar tujuannya tercapai, pemain teater harus melatih:
  1. Kejelasan ucapan. Agar setiap sukukata yang ia ucapkannya cukup terdengar.
  2. Tekanan ucapan. Agar isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat yang diucapkannya bisa ditonjolkan.
  3. Kerasnya ucapan. Agar kalimat yang diucapkannya cukup terdengar oleh seluruh penonton.

1) Melatih Kejelasan Ucapan
  1. Latihan berbisik: Dua pemain berhadapan, membaca naskah dalam jarak 2-3 meter, dengan cara berbisik.
  2. Latihan mengucapkan kata atau kalimat dengan variasi temponya, cepat dan lambat: “zengzeng teeeengtes sreseptep brebeeeet ... maka para pesulap mengeluarkan kertas berwarna-warni dari mulut dowernya yang kebanyakan mengunyah popcorn, kentucky, pizza, humberger di rumah-rumah makan eropa-amerika dan membuat jamur dari air ludahnya pada kertas panjang yang menjulur bagai lidah sungai yang menuju jalan layang bebas hambatan kemudian melilit bangunan-bangunan mewah disekitar pondok indah cinere pantai indah kapuk bumi serpong damai  pluit pulomas sunter hijau kelapa gading permai dan tugu monas yang menjulang tinggi ke angkasa...”

2) Melatih Tekanan Ucapan

Tekanan ucapan ada tiga macam; 1). Tekanan Dinamik. 2). Tempo. 3). Tekanan Nada.

a. Tekanan Dinamik
Tekanan Dinamik ialah keras dan pelannya suatu ucapan. Gunanya untuk menggambar isi pikiran dan isi perasaan dari suatu kalimat. Contohnya; “Hari Sabtu ibu ke pasar” (artinya, bukan hari minggu atau hari lainnya). “Hari Sabtu ibu ke pasar” (artinya, bukan saya atau kakak saya). “Hari Sabtu ibu ke pasar” (artinya bukan ke toko buku atau ke toko makanan).

b. Tekanan Tempo
Tekanan Tempo maksudnya adalah cepat dan lambatnya ucapan. Gunanya sama dengan tekanan dinamik. Untuk menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan dari suatu kalimat. Contohnya:

  • “Ha-ri Sab-tu ibu ke pasar”
  • “Hari Sabtu i-bu ke pasar”
  • “Hari Sabtu ibu ke pa-sar”

Tekanan nada merupakan lagu dari sebuah ucapan, contohnya; “Wah, dia pandai sekali!” atau “Gila, ternyata dia dapat menjawab pertanyaan yang serumit itu!”

3) Melatih Kerasnya Ucapan

Teknik ucapan pemain teater ternyata lebih rumit dibanding dengan tehnik ucapan bagi pemain film dan sinetron. Ucapan pemain teater tidak hanya dituntut jelas dan menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan, tetapi juga dituntut harus keras, karena ucapan pemain di atas panggung menempuh jarak yang lebih jauh. Untuk itu kerasnya ucapan harus dilatih dengan berbagai macam cara. Diantaranya;
  1. Mengucapkan kata atau kalimat tertentu dalam jarak 10 meter atau 20 meter. Dalam latihan ini, yang harus selalu dipertanyakan ialah: a). Apakah sudah jelas? b). Apakah sudah menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan? c). dan pertanyaan yang terpenting, apakah sudah wajar?
  2. Latihan mengguman. Gumaman harus stabil dan konstan. Kemudian harus menggunakan imajinasi dengan mengirim gumaman ke cakrawala. Bayangkanlah “gumaman” yang dikeluarkan lenyap di cakrawala.
Ketiga teknik ucapan di atas (kejelasan ucapan, tekanan ucapan dan kerasnya ucapan), pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang utuh ketika seseorang berbicara atau berdialog. Ketiga teknik itu saling mengisi dan melengkapi. Sebelum melatih ketiga tekhnik ucapan di atas, sebaiknya dilakukan pemanasan terlebih dahulu. Misalnya, dengan mengendurkan urat-urat leher, urat-urat pembentuk suara, dan membuat rileks seluruh anggota tubuh.

Teknik Dasar Akting Teater 3 : Olah Tubuh

Bentuk tubuh kita, dan cara-cara kita berdiri, duduk dan berjalan memperlihatkan kepribadian kita. Motivasi-motivasi kita untuk melakukan gerak lahir yang berasal dari sumber-sumber fisikal (badaniah), emosional (perasaan), dan mental (pikiran), dan setiap tindakan (aksi) kita berasal dari satu, dua atau tiga macam desakan hati (impuls). Banyak sekali interaksi atau pengaruh timbal-balik dan perubahan urutan yang tak habis-habisnya.
Teknik Dasar Akting Teater

Saat tubuh kita kedinginan dan bergetar, kita merasakan dingin dan ketidak nyamanan, maka kita berkata: “dingin”. Pengalaman badaniah memberi petunjuk bagi perasaan dan pikiran kita. SaaKita diliputi kegembiraan, maka kita melompat, menari dan menyanyi. Aliran perasaan yang meluap meledak ke dalam bentuk aktifitas badaniah. Seorang aktor tidak akan bergerak demi gerak itu sendiri dan tidak pula membuat gerak indah demi keindahan. Bila dari dirinya diminta agar menari, maka ia akan melakukannya sebagai seorang tokoh tertentu, pada waktu, tempat dan situasi tertentu. Latihan olah tubuh bagi seorang aktor adalah suatu proses pemerdekaan diri.

Tulang punggung dapat menyampaikan kepada para penonton berbagai kondisi yang sedang kita alami, apakah lagi tegang atau tenang, panas atau dingin, letih atau segar, tua atau muda, dan ia juga membantu keberlangsungan perubahan sikap tubuh dan bunyi suara kita. Secara anatomis bagian-bagian tulang punggung terdiri dari:
a. 7 ruas tulang tengkuk
b. 12 ruas tulang belakang
c. 5 ruas tulang pinggang
d. 5 ruas tulang kelangkang bersatu dan 4 ruas tulang ekor.

Teknik Dasar Akting Teater 4 : Latihan kepala dan leher

  1. Jatuhkanlah kepala ke arah depan dengan seluruh bobotnya dan ayunkan dari sisi ke sisi.
  2. Jatuhkan kepala ke arah kanan, ayunkan ke arah kiri melalui bagian depan, lalu ayunkan ke arah kanan melalui punggung.
  3. Lalukan latihan yang sama untuk “bahu”.
  4. Untuk tangan dan kaki, dapat menggunakan variasi rentangan.

Teknik Dasar Akting Teater 5 : Latihan tubuh bagian atas

Berdiri dengan kedua kaki dengan sedikit direnggangkan berjarak antara 60 sentimeter. Tekukkan lutut sedikit saja. Benamkan seluruh tubuh bagian atas ke arah depan di antara kedua kaki. Biarkan tubuh bagian atas bergantung seperti ini dan berjuntai- juntai untuk beberapa saat. Tegakkan kembali seluruh tubuh melalui gerakan ruas demi ruas, sehingga kepalalah yang paling akhir mencapai ketinggiannya dengan seluruh tulang punggung melurus. Dengan cara yang sama, coba membongkokkan tubuh ke arah kiri, ke arah kanan, dan ke arah belakang.

Teknik Dasar Akting Teater 6 : Latihan pinggul, lutut dan kaki

  1. Berdiri tegak dengan kaki rapat. Turunkan badan dengan menekuk lutut dan kembali tegak.
  2. Berdiri tegak dengan satu kaki, kaki yang lain dijulurkan ke depan. Turunkan badan dengan menekuk lutut dan kemudian kembali tegak. Ganti dengan kaki yang lain.
  3. Putar lutut ke kiri dan ke kanan. Buatlah berbagai variasi dengan konsentrasi pada lutut.

Teknik Dasar Akting Teater 7 : Seluruh batang tubuh

  1. Berdiri dan angkatlah tangan ke atas setinggi-tingginya, regangkan diri bagaikan sedang menguap keras merasuki seluruh tubuh. Ketika kita mengendurkan regangan tubuh, berdesahlah ambil lemaskan diri sehingga secara lemah lunglai mendarat di lantai. Jangan dilakukan secara mendadak, tapi biarkanlah bobot tubuh kita sedikit demi sedikit luruh ke bawah/ke lantai.
  2. Pantulkan diri dengan goyangkan lengan-lengan, tangan-tangan, lutut, kaki dan telapak kaki ketika berada di udara. Keluarkan teriakan singkat ketika kita memantul.

Teknik Dasar Akting Teater 8 : Berjalan

  1. Mengkakukan tulang punggung dan rasakanlah betapa langkah yang satu terpisah dari langkah lainnya.
  2. Mendorong leher ke arah depan.
  3. Mengangkat dagu.
  4. Menunduk/menjatuhkan kepala ke depan.
  5. Mengangkat bahu ke atas tinggi-tinggi.
  6. Menarik bahu ke arah belakang.
  7. Menjatuhkan atau membungkukkan bahu ke arah depan.
  8. Sambil menggerak-gerakkan tangan pada siku-sikunya.
  9. Memantul-mantulkan diri dari kaki ke kaki.
  10. Dengan membengkokkan telapak kaki ke atas dan bertumpu pada tumit-tumit kaki.
  11. Mencondongkan seluruh tubuh ke arah belakang dan perhatikan betapa ini meninggalkan berat bobot tubuh di belakang saat melangkah maju.

Teknik Dasar Akting Teater 9 : Berlari

Berdiri dan tarik napas terlebih dahulu, kemudian hembuskan napas ke depan sambil berlari, mengeluarkan suara “haaaa” sepanjang kemampuan napas yang dikeluarkan. Kemudian berbalik lagi ke tempat ketika berhenti, lalu tarik napas dan ulangi gerak lari yang sama. Gerakan dan suara akan membentuk ungkapan atau ucapan yang selaras. Tariklah napas dalam-dalam, ketika mengeluarkan napas larilah mundur sambil membungkukkan tubuh bagian atas ke arah depan.

Teknik Dasar Akting Teater 10 : Melompat

  1. Berlari menuju ke titik suatu lompatan. Rasakan betapa sifat memantulnya berat tubuh mengangkat kita.
  2. Ayunkan kedua kaki sebebas-bebasnya dan melompatlah lebih tinggi lagi.
Seluruh rangkaian latihan olah tubuh tersebut harus dilakukan dengan menggunakan imajinasi (pikir dan rasa), dan dapat ditambahkan berbagai variasi dengan membunyikan musik instrumentalia.


Sumber : S.C. Bangun dkk. Buku Seni Budaya SMK/MA/SMA/MAK Kelas IX Semester I Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014

Tuesday, November 4, 2014

Merangkai Gerak Dasar Tari Tradisional Indonesia

Untuk merangkai gerak dasar tari tradisional Indonesia, kita mengacu pada komposisi gerak tari secara umum. Secara teori, komposisi gerak dibuat dengan 4 proses atau 4 bagian yaitu (1) Eksplorasi, (2) Improvisasi, (3) Evaluasi dan (4) Komposisi.

1. Eksplorasi

Eksplorasi merupakan pengalaman penari dalam melakukan penjajakan gerak, untuk menghasilkan ragam gerak. Pada kegiatan ini, penari  berimajinasi melakukan interpretasi terhadap apa yang telah dia lihat, dengar, atau dia raba. Penari dapat dengan bebas bergerak mengikuti apa kata hatinya, mengikuti imajinasi dan juga interpretasinya.

Eksplorasi dalam dunia tari merupakan proses penting yang memungkinkan penari untuk mengembangkan kreativitas, mengenal batasan tubuh mereka, dan menemukan gerakan-gerakan baru yang orisinal. Kegiatan eksplorasi ini sangat berarti bagi penari, karena melalui proses ini, mereka dapat mengembangkan kemampuan teknis, artistik, dan ekspresif mereka. Berikut ini beberapa aspek yang terkait dengan eksplorasi gerak dalam tari:
  1. Eksperimen dengan gerakan tubuh: Eksplorasi memungkinkan penari untuk mencoba berbagai macam gerakan tubuh yang mungkin belum pernah mereka coba sebelumnya. Ini termasuk gerakan-gerakan dari berbagai genre tari, gaya, dan teknik yang berbeda, serta menggabungkan elemen dari seni dan budaya yang beragam.
  2. Pemahaman ruang dan waktu: Eksplorasi gerak juga melibatkan pemahaman tentang bagaimana gerakan berinteraksi dengan ruang dan waktu. Penari dapat bereksperimen dengan pergerakan dalam ruang, memanfaatkan berbagai tingkat, arah, dan jarak, serta memvariasikan kecepatan, ritme, dan durasi gerakan.
  3. Kolaborasi dan improvisasi: Eksplorasi sering melibatkan kerjasama antara penari, di mana mereka dapat saling berbagi ide, bereksperimen dengan gerakan bersama, dan mengembangkan koreografi secara kolaboratif. Improvisasi juga menjadi bagian penting dalam eksplorasi gerak, di mana penari diharapkan untuk merespon secara spontan terhadap berbagai rangsangan eksternal, seperti musik, teks, atau lingkungan.
  4. Ekspresi emosional dan komunikasi: Eksplorasi gerak juga melibatkan penjajakan ekspresi emosional dan komunikasi nonverbal melalui gerakan tubuh. Penari dapat mencari cara untuk mengungkapkan perasaan, emosi, dan ide melalui gerakan, serta mengkomunikasikannya kepada penonton dengan cara yang efektif dan artistik.
  5. Refleksi dan evaluasi: Setelah melakukan eksplorasi gerak, penting bagi penari untuk merefleksikan pengalaman mereka dan mengevaluasi hasil eksplorasi mereka. Mereka dapat mempertimbangkan apa yang berhasil, apa yang perlu ditingkatkan, dan bagaimana pengalaman eksplorasi tersebut dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan dan pemahaman mereka sebagai penari.
Dengan demikian, eksplorasi gerak dalam tari merupakan proses kreatif yang melibatkan penjajakan, eksperimen, kolaborasi, improvisasi, ekspresi emosional, dan refleksi. Melalui proses ini, penari dapat memperkaya keterampilan dan pengetahuan mereka, serta menciptakan karya tari yang inovatif, artistik, dan bermakna.

2. Improvisasi

Merangkai Gerak Dasar Tari Tradisional IndonesiaYang dimaksud dengan improvisasi adalah pengalaman penari yang secara spontanitas mencoba atau mencari-cari berbagai kemungkinan ragam gerak yang telah diperoleh pada waktu eksplorasi. Dari setiap ragam gerak yang telah dihasilkan pada waktu eksplorasi, selanjutnya dapat dikembangkan dari aspek tenaga, ruang dan waktu sehingga menghasilkan ragam gerak yang sangat banyak.

Improvisasi dalam konteks tari merupakan suatu bentuk ekspresi kreatif yang melibatkan penari untuk mengeksplorasi dan menciptakan gerakan-gerakan baru secara spontan berdasarkan pengalaman, intuisi, dan pemahaman mereka tentang tata ruang, tenaga, dan waktu. Improvisasi memungkinkan penari untuk mengembangkan keterampilan dan kepekaan mereka dalam berinteraksi dengan musik, lingkungan, dan penari lain.

Berikut ini beberapa poin yang berkaitan dengan improvisasi dalam tari:

  1. Kebebasan berekspresi: Improvisasi memberikan kebebasan kepada penari untuk berekspresi dan menciptakan gerakan-gerakan yang tidak terikat oleh aturan atau koreografi yang sudah ditentukan sebelumnya. Hal ini memungkinkan penari untuk mengekspresikan perasaan, emosi, dan ide mereka secara bebas dan kreatif.
  2. Pengembangan keterampilan: Melalui improvisasi, penari dapat mengembangkan keterampilan teknis dan artistik mereka. Mereka belajar bagaimana mengatur gerakan mereka dalam ruang, mengontrol tenaga, dan mengatur waktu dengan lebih efisien dan efektif. Improvisasi juga membantu penari untuk meningkatkan kepercayaan diri, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.
  3. Interaksi dan komunikasi: Improvisasi sering melibatkan interaksi antara penari dan musik, penari dengan penari lain, serta penari dengan penonton. Melalui interaksi ini, penari dapat mengembangkan kemampuan komunikasi non-verbal mereka dan memahami bagaimana gerakan mereka dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh elemen-elemen lain dalam suatu pertunjukan.
  4. Adaptasi dan responsivitas: Improvisasi mengajarkan penari untuk responsif terhadap perubahan dan tantangan yang muncul selama proses penciptaan tari. Penari harus mampu beradaptasi dengan situasi yang berubah-ubah dan merespon secara cepat dan efektif terhadap berbagai stimulus yang muncul.
  5. Eksplorasi dan eksperimentasi: Improvisasi mendorong penari untuk terus mengeksplorasi dan mencoba berbagai kemungkinan gerakan dan konsep. Dengan demikian, penari dapat terus tumbuh dan berkembang sebagai seniman dan individu.
Secara keseluruhan, improvisasi dalam tari merupakan proses kreatif yang penting untuk mengembangkan kemampuan penari secara teknis, artistik, dan ekspresif. Melalui improvisasi, penari dapat menggali potensi mereka dan menciptakan karya tari yang unik, dinamis, dan menarik.

3. Evaluasi

Yang dimaksud dengan evaluasi adalah pengalaman penari untuk menilai sekaligus menyeleksi ragam gerak yang telah mereka hasilkan pada tahap improvisasi. Dalam kegiatan ini penari mulai menyeleksi ragam gerak yang mereka rasakan tidak sesuai agar tidak digunakan dan memilih ragam gerak yang sesuai dengan gagasannya. Hasil inilah yang akan digarap selanjutnya oleh penari pada tahap komposisi tari. Jadi, pengalaman untuk menilai dan menyeleksi gerak yang telah dihasilkan pada tahap improvisasi disebut evaluasi.

Evaluasi dalam konteks tari merupakan tahap penting yang melibatkan penilaian dan seleksi gerakan yang dihasilkan selama proses improvisasi. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi gerakan yang paling sesuai dengan konsep dan tema yang ingin disampaikan oleh penari atau koreografer dalam komposisi tari.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat diperhatikan dalam tahap evaluasi:
  1. Kualitas gerakan: Penari perlu menilai kualitas gerakan yang telah dihasilkan, termasuk kehalusan, keluwesan, dan kekuatan ekspresi. Gerakan yang memiliki kualitas tinggi akan membuat tarian lebih menarik dan bermakna.
  2. Keserasian gerakan: Penari harus mengevaluasi apakah gerakan yang dihasilkan selama improvisasi sesuai dengan tema dan gaya tari yang ingin disampaikan. Gerakan yang harmonis dan konsisten akan membantu menciptakan tarian yang kohesif dan terintegrasi.
  3. Keunikan dan kreativitas: Penari juga perlu menilai keunikan dan kreativitas gerakan yang dihasilkan. Gerakan yang orisinal dan inovatif akan membantu tarian menonjol dan meninggalkan kesan yang kuat pada penonton.
  4. Keterampilan teknis: Penari harus mengevaluasi kemampuan teknis mereka dalam mengeksekusi gerakan yang dihasilkan selama improvisasi. Keterampilan teknis yang baik akan memastikan tarian terlihat profesional dan dapat dinikmati oleh penonton.
  5. Emosional dan ekspresif: Evaluasi juga melibatkan penilaian tentang sejauh mana gerakan-gerakan tersebut menggambarkan emosi dan ekspresi yang ingin disampaikan oleh penari. Gerakan yang emosional dan ekspresif akan membantu penonton terhubung dengan tarian dan memahami pesan yang ingin disampaikan.
Setelah menyelesaikan tahap evaluasi, penari akan menggabungkan gerakan yang telah dipilih ke dalam komposisi tari yang lebih luas. Proses ini melibatkan pengaturan gerakan dalam urutan tertentu, serta menyesuaikan tempo, dinamika, dan penekanan agar tarian menjadi lebih efektif dan menarik. Dengan demikian, evaluasi merupakan tahap penting dalam penciptaan tari yang sukses dan mengesankan.

4. Komposisi

Komposisi merupakan tujuan akhir mencari gerakan untuk selanjutnya membentuk tari dari gerak yang ditemukan. Komposisi adalah proses pengorganisasian elemen-elemen gerakan dalam tari untuk menciptakan sebuah karya seni yang koheren, ekspresif, dan bermakna. Tujuan akhir mencari gerakan dalam tari adalah untuk menghasilkan sebuah komposisi yang menarik dan mempengaruhi penonton secara emosional, intelektual, dan estetika. Berikut ini adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan komposisi tari:

  1. Struktur dan bentuk: Struktur dan bentuk dalam tari berkaitan dengan pengaturan gerakan dan bagian-bagian tari dalam urutan yang logis dan bermakna. Struktur tari dapat mencakup pola pengulangan, variasi, kontras, dan transisi antara bagian-bagian tari yang berbeda. Bentuk tari dapat bervariasi dari bentuk sederhana seperti ABA (pengulangan dengan variasi) hingga bentuk yang lebih kompleks seperti rondo atau tema dan variasi.
  2. Dinamika gerakan: Dinamika gerakan dalam tari mencakup kecepatan, kekuatan, dan kualitas gerakan. Menggabungkan variasi dinamika gerakan dalam komposisi tari dapat menciptakan kontras dan menambah kedalaman pada karya tersebut. Penting untuk mengeksplorasi perubahan tempo, tingkat energi, dan kualitas gerakan yang berbeda untuk menciptakan variasi dan mengekspresikan ide atau emosi yang berbeda.
  3. Ruang: Dalam mengembangkan komposisi tari, penting untuk memperhatikan bagaimana gerakan dan penari berinteraksi dengan ruang di sekitar mereka. Hal ini mencakup penggunaan ruang panggung, pola lantai, dan formasi penari. Menggabungkan perubahan dalam penggunaan ruang, seperti perpindahan dari formasi simetris ke asimetris atau dari pola lantai sederhana ke kompleks, dapat menambah minat visual dan dinamika dalam komposisi tari.
  4. Hubungan antar penari: Hubungan antar penari merupakan aspek penting dalam komposisi tari, terutama dalam tari kelompok. Hubungan ini dapat mencakup interaksi langsung antara penari, seperti kontak mata, sentuhan, atau dukungan fisik, serta hubungan yang lebih abstrak, seperti menggabungkan gerakan yang saling melengkapi atau bertentangan. Menggabungkan berbagai jenis hubungan antar penari dapat menciptakan dinamika sosial yang menarik dan mempengaruhi interpretasi penonton tentang karya tari tersebut.
  5. Musik dan ritme: Musik dan ritme sering digunakan dalam tari untuk membantu mengatur gerakan dan menciptakan suasana atau suasana hati tertentu. Memilih musik yang sesuai dan memahami bagaimana gerakan tari dapat disinkronkan dengan ritme dan melodi musik adalah bagian penting dari proses komposisi.
Dengan memperhatikan semua aspek ini dalam mengembangkan komposisi tari, seniman tari dapat menciptakan karya yang menarik, ekspresif, dan bermakna yang mampu menyampaikan ide , emosi, dan pesan kepada penonton. 


Aktivitas-aktivitas untuk Mengeksplorasi Gerak

  1. Lakukanlah eksplorasi gerak berdasarkan ragam gerak kepala, badan, tangan dan kaki.
  2. Lakukanlah improvisasi dari eksplorasi yang dilakukan sebelumnya.
  3. Lakukanlah pemilihan gerak menurut kata hatimu.
  4. Rangkaikanlah gerak yang telah terpilih sehingga menjadi komposisi tari.
  5. Tampilkanlah komposisi tarian yang dibuat itu di lingkungan sekolahmu.

Sumber : S.C. Bangun dkk. Buku Seni Budaya SMK/MA/SMA/MAK Kelas IX Semester I Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014

Beberapa Jenis Teater Tradisional Nusantara

Teater Tradisional adalah bentuk pertunjukan seni dimana pesertanya berasal dari daerah setempat karena terkondisi dengan adat istiadat setempat, sosial masyarakat dan struktur geografis masing-masing daerah.

Kata tradisi berasal dari kata dalam bahasa Inggris "tradition", yang berarti buah pikiran, kepercayaan, adat-istiadat, atau pandangan hidup yang diturunkan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tradisional adalah ; bentuk tontonan yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun-temurun kepada generasi berikutnya. Dramawan atau orang-orang yang bermain drama secara alami berupaya untuk mengaktualisasikan teater tradisional itu dengan konsep-konsep masa kini atau modern, hal itu dilakukan agar tontonan yang ditampilkan lebih mudah diterima oleh para penontonnya.

Beberapa teater tradisional nusantara antara lain adalah sebagai berikut :

1. Lenong (Teater tradisional nusantara dari Betawi)

Ada dua bentuk Lenong;
(1) Denes
Tontonan Lenong Denes lakonnya tentang raja-raja dan pangeran di suatu kerajaan, sekarang sudah jarang kita jumpai, karena hampir tidak ada penerusnya. Cerita-cerita yang dipentaskan pada Lenong Denes antara lain : Indra Bangsawan, Danur Wulan, Jula-Juli Bintang Tujuh, dan cerita-cerita lain yang diambil dari Cerita 1001 Malam, misalnya kisah Abunawas. Karena Lenong denes memainkan cerita kerajaan, maka busana yang digunakan oleh tokoh-tokoh pemerannya sangat gemerlapan, seperti peran raja, bangsawan, pangeran, putri, atau hulubalang. Akhirnya kata denes (dinas) jadi melekat pada cerita dan busana yang dipakai.

Adapun Bahasa yang digunakan dalam pementasan lenong denes bahasa adalah bahasa Melayu tinggi. Contoh kata-kata Melayu tinggi yang sering digunakan antara lain : baginda, tuanku, kakanda, adinda, daulat tuanku, beliau, syahdan, hamba dan lain sebagainya. Dialog dalam lenong denes sebagian besar dilakukan dengan nyanyian. Dengan cerita kerajaan dan berbahasa Melayu tinggi, para pemain lenong denes jadi tidak leluasa untuk melakukan humor. Agar pertunjukan tidak terlalu monoton dan bisa menampilkan kejenakaan, maka ditampilkan tokoh dayang atau khadam (pembantu) yang menggunakan bahasa Betawi. Adegan-adegan perkelahian dalam lenong denes tidak menggunakan jurus-jurus silat, tetapi tinju, gulat, dan main anggar (pedang).

Lenong denes biasanya dimainkan di atas panggung berukuran 5 x 7 meter. Penggunaan dekor atau seben untuk menyatakan susunan adegan-adegan. Misalnya ada dekor singgasana, taman sari, hutan, dan sebagainya. Musik pengiring teater lenong denes adalah gambang kromong. Dalam adegan perkelahian alat musik pengiringnya ditambah dengan tambur.


(2) Lenong Preman
Pertunjukan lenong Preman lakonnya tentang rakyat jelata, seperti yang kita kenal sekarang, pada awalnya, Lenong Preman dimainkan semalam suntuk. Karena jaman berkembang dan tuntutan keadaan, maka terjadi perubahan-perubahan.

Beberapa Jenis Teater Tradisional NusantaraBersamaan dengan diresmikannya TIM (Taman Ismail Marzuki), lenong yang tadinya hanya dimainkan di kampung-kampung, oleh SM. Ardan, dibawa ke TIM, tapi waktu pertunjukannya diperpendek menjadi satu atau dua setengah jam saja.

Teater tradisional Betawi yang lain diantaranya adalah  Topeng Betawi, Topeng Blantek dan Jipeng (Jinong).

  • Lenong menggunakan alat musik Gambang Kromong
  • Topeng Betawi menggunakan alat musik Tabuhan Topeng Akar
  • Topeng Blantek menggunakan alat musik Tabuhan Rebana Biang
  • Jipeng atau Jinong menggunakan alat musik Tanjidor


Bahasa yang digunakan pada pertunjukan Lenong adalah bahasa Betawi. Berdasarkan sejarahnya, Lenong mendapat pengaruh dari teater Bangsawan.

2. Longser (Teater tradisional nusantara di Jawa Barat)

Teater Longser berasal dari daerah Jawa Barat. Pengertian longser dapat kita lihat dari asal katanya, kata Longser berasal dari kata "melong" yang memiliki arti melihat dan "seredet" yang artinya tergugah. Secara umum Longser berarti  bahwa barang siapa yang melihat atau menonton pertunjukan tersebut, maka hatinya akan tergugah. Sama halnya dengan teater-teater tradisional yang lain, Longser dari Sunda ini juga bersifat hiburan yang sederhana, jenaka dan menghibur.

Tontonan Longser dapat diselenggarakan di mana saja, karena tidak memerlukan dekorasi yang rumit. Penonton bisa menyaksikan Longser dengan posisi duduk melingkar. Berbicara tentang sejarah longser, puncak popularitas teater Longser berada pada tahun 1920 – 1960. Tokoh- tokohnya, antara lain; Ateng Japar, Bang Tawes, Tilil Bang, Bang Soang, dan lain-lain.

Seni Longser yang sampai sekarang masih dilestarikan oleh beberapa kelompok seniman di Jawa Barat, Kesenian Longser saat ini dipadukan dengan kondisi jaman, selain untuk melestarikan seni budaya teater longser, sekaligus agar teater ini dapat dicintai dan diminati oleh generasi saat ini, agar seni tradisi ini dapat abadi dengan bumbu modernisasi yang tidak menghilangkan keaslian dari seni budaya itu sendiri.

3. Ketoprak (Teater Tradisional di Jawa Tengah)

Ketoprak adalah teater rakyat yang paling populer, terutama di daerah Yogyakarta dan daerah Jawa Tengah. Namun di Jawa Timur pun dapat ditemukan ketoprak. Di daerah-daerah itu ketoprak adalah kesenian rakyat yang menyatu dalam kehidupan mereka dan mengalahkan kesenian rakyat lainnya seperti srandul dan emprak.

Kata ‘kethoprak’ berasal dari nama alat yaitu Tiprak. Kata Tiprak ini bermula dari prak. Karena bunyi tiprak adalah prak, prak, prak. Serat Pustaka Raja Purwa jilid II tulisan pujangga R. Ng. Rangga Warsita dalam bukunya Kolfbunning tahun 1923 menyatakan “… Tetabuhan ingkang nama kethoprak tegesipun kothekan” ini berarti kethoprak berasal dari bunyi prak, meskipun awalnya bermula dari alat bernama tiprak.

Kethoprak juga berasal dari kothekan atau gejogan. Alat bunyi-bunyian yang berupa lesung oleh pencipta kethoprak ditambah kendang dan seruling. Ketoprak adalah salah satu bentuk teater rakyat yang sangat memperhatikan bahasa yang digunakan. Bahasa sangat mendapat perhatian, walaupun yang digunakan bahasa Jawa, namun harus diperhitungkan masalah unggahungguh bahasa. Dalam bahasa Jawa terdapat tingkat-tingkat bahasa yang digunakan, yaitu:
- Bahasa Jawa biasa (sehari-hari)
- Bahasa Jawa kromo (untuk yang lebih tinggi)
- Bahasa Jawa kromo inggil (yaitu untuk tingkat yang tertinggi)

Menggunakan bahasa dalam ketoprak, yang diperhatikan bukan saja penggunaan tingkat-tingkat bahasa, tetapi juga kehalusan bahasa. Karena itu muncul yang disebut bahasa ketoprak, bahasa Jawa dengan bahasa yang halus dan spesifik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kethoprak adalah seni pertunjukan teater atau drama yang sederhana yang meliputi unsur tradisi jawa, baik struktur lakon, dialog, busana rias, atau bunyi-bunyian musik tradisional yang dipertunjukan oleh rakyat.

Beberapa Jenis Teater Tradisional NusantaraTeater ketoprak berasal dari Jawa Tengah, pada mulanya Ketoprak hanyalah permainan para penduduk desa yang sedang menghibur diri mereka dengan menggunakan lesung yang ditabuh di bulan Purnama, hiburan ini disebut gejogan. Pada perkembangannya, hiburan Ketoprak menjadi suatu bentuk tontonan teater tradisional yang lengkap dan paling populer di Jawa Tengah.

Ketoprak pertama kali dipentaskan sekitar tahun 1909. Awalnya teater ini disebut ketoprak lesung, tapi setelah musik gendang, terbang, suling, nyanyian dan lakon yang menggambarkan kehidupan rakyat di pedesaan dimasukkan sebagai unsurnya, maka lengkaplah Ketoprak sebagaimana yang kita kenal saat ini.

4. Ludruk (Teater tradisional nusantara Jawa Timur)

Ludruk adalah teater yang bersifat kerakyatan yang berasal dari kota Jombang yang dikenal dengan kota santri. Ludruk menggunakan bahasa Jawa dialek Jawa Timuran. Sejalan dengan waktu, Ludruk kemudian menyebar ke daerah-daerah di sebelah barat, karesidenan Madiun, Kediri hingga ke Jawa Tengah. Pada teater Ludruk, semua perwatakan dimainkan oleh pria.

Cerita yang dilakonkan mumnya  tentang sketsa kehidupan rakyat atau masyarakat, yang dibumbui dengan perjuangan melawan penindasan. Unsur parikan di dalam teater Ludruk pengaruhnya sangat besar. Misalnya, parikan yang dilantunkandi zaman penjajahan Jepang oleh Cak Durasim, yang membuat Cak Durasim berurusan dengan kempetei Jepang. Begini bunyi parikan itu: “Pagupon omahe doro melok Nipon tambah soro”

5. Arja (Teater tradisional nusantara Bali)

Di Bali sangat banyak bentuk teater tradisional. Salah satu diantaranya adalah Arja. Arja juga merupakan teater tradisional Bali yang bersifat kerakyatan. Arja menekankan tontonannya pada tarian dan nyanyian. Pada awalnya tontonan Arja dimainkan oleh laki-laki, tapi pada perkembangannya lebih banyak dilakukan oleh pemain wanita, karena penekanannya pada tari. Arja umumnya mengambil lakon dari Gambuh yang bertolak dari cerita Gambuh. Namun pada perkembangannya dimainkan juga lakon dari Ramayana dan Mahabharata. Tokoh- tokoh yang muncul dalam Arja adalah Melung (Inye, Condong) pelayan wanita, Galuh atau Sari, Limbur atau Prameswari, Raja Putri, mantri dan lain sebagainya.

6. Kemidi Rudat (Teater tradisional nusantara NTT)

Salah satu teater tradisional yang terkenal dari Nusa Tenggara Barat adalah Kemidi Rudat. Tontonan Kemidi Rudat hampir sama dengan tontonan di daerah-daerah lain. Bentuk tontonan Kemidi Rudat, pengajiannya dalam bentuk drama, yang dikombinasi dengan tarian dan nyanyian.

Ada yang mengatakan Rudat asalnya dari kata Rodat, yang artinya baris-berbaris. Dari tontonan teater tradisional Kemidi Rudat, tampak pengaruh Bangsawan, yang dilatar-belakangi kebudayaan Melayu. Irama musiknya pun bernuansa Melayu. Dengan instrumen musik tambur, rebana, biola dan gamelan. Bahkan lakon-lakonnya pun bersumber dari cerita Melayu lama, sedangkan dialognya diucapkan dalam bahasa Melayu.

7. Kondobuleng (Teater tradisional nusantara Makasar)

Kondobuleng adalah teater tradisional yang berasal dari Makassar (suku Bugis). Kondobuleng berasal dari kata kondo (bangau) dan buleng (putih). Sehingga kondobuleng artinya bangau putih. Tontonan Kondobuleng mempunyai makna simbolis. Sama seperti teater tradisional umumnya, tontonan Kondobuleng juga dimainkan secara spontan. Ceritanya simbolik, tentang manusia dan burung bangau yang dimainkan dengan gaya lelucon, banyolan yang dipadukan dengan gerak stilisasi. Yang unik dari tontonan ini adalah tidak adanya batas antara karakter pemain dengan properti yang berlangsung pada adegan tertentu. Mereka pelaku, tapi pada adegan yang sama mereka juga adalah perahu yang sedang mengarungi samudera. Tapi pada saat yang sama, mereka adalah juga penumpangnya.

8. Dulmuluk (Teater tradisional nusantara Palembang)

Dulmuluk dikenal sebagai teater tradisional yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Nama dulmuluk diambil dari nama tokoh utama cerita yang terdapat dalam Hikayat Abdoel Moeloek. Seni pertunjukan Dulmuluk ini bermulai dari syair Raja Ali Haji, seorang sastrawan yang pernah bermukim di Riau yang kemudian menyebar hingga ke Palembang. Teater tradisional Dulmuluk juga dikenal dengan sebutan Teater Indra Bangsawan. Tontonan Dulmuluk ini juga menggunakan sarana drama, tari, dan nyanyi sebagai bentuk penungkapannya, dan musik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tontonan, karena pemain-pemainnya juga menyanyikan dialog-dialognya. Humor dan banyolan sangat dominan dalam tontonan Dulmuluk dengan memadukan unsur-unsur tari, nyanyi, drama dan lawakan. Lawakan, yang biasa disebut khadam, sering mengangkat dan menertawakan ironi kehidupan masyarakat sehari-hari  saat itu.
.
Bentuk pementasan Dulmuluk hampir sama dengan lenong dari masyarakat Betawi di Jakarta. Akting di atas panggung dibawakan oleh pelakonnya secara spontan dan menghibur. Penonton pun dapat membalas percakapan di atas panggung. Pertunjukan Dulmuluk mulai dikenal sejak awal abad ke-20. Sejak masa penjajahan Jepang tahun 1942, seni rakyat Dulmuluk berkembang menjadi teater tradisional yang dipentaskan dengan panggung. Saat itu kelompok teater Dulmuluk bermunculan karena digemari oleh masyarakat. Perjalanan teater Dulmuluk mulai surut sejak tahun 1990-an, hal itu disebabkab semakin banyaknya alternatif media hiburan, terutama melalui televisi dan film layar lebar. Teater tradisi itu semakin merosot setelah masyarakat yang menggelar hajatan lebih memilih pertunjukan organ tunggal.


9. Randai (Teater tradisional nusantara Minangkabau)

Teater Tradisional Randai berasal dari aerah Minangkabau, Sumatera Barat. Teater Randi bertolak dari sastra lisan yang disebut kaba (yang artinya “cerita”). Kaba yang berbentuk gurindam dan pantun didendangkan dengan iringan rabab, saluang, bansi dan rebana. Tontonan berlangsung dalam pola melingkar berdasarkan gerak-gerak tari yang bertolak darigerakan silat. Gerak-gerak silat ini disebut gelombang. Cerita-cerita yang digarap menjadi tontonan adalah cerita-cerita lisan berupa legenda dan dongeng yang populer di tengah masyarakat.

Randai adalah tontonan yang menggabungkan musik, nyanyian tari, drama dan seni bela-diri silat. Secara Umum Randai dipertontonkan dalam rangka upacara adat atau festival.

10.Makyong (Teater tradisional nusantara Riau)

Teater tradisional makyong berasal dari pulau Mantang di daerah Riau. Pada mulanya tontonan makyong berupa tarian dan nyanyian, tapi pada perkembangannya kemudian dimainkan cerita-cerita tentang legenda-legenda kerajaan dan rakyat. Makyong digemari oleh para bangsawan dan para sultan, sehingga sering dipertontonkan di istana-istana. Tontonan Makyong dimulai dengan upacara yang dipimpin oleh seorang panjak (pawang) agar semua yang terlibat dalam persembahan diberi keselamatan. Unsur humor, tari, nyanyi dan musik mendominasi tontonan Maknyong.

Tidak seperti tontonan teater tradisional yang lain, yang pada umumnya dimainkan oleh laki-laki, pada tontonan Makyong yang mendominasi justru perempuan. Kalau pemain laki-laki muncul, mereka selalu memakai topeng, sementara pemain wanitanya tidak memakai topeng. Cerita lakon yang dimainkan berasal dari sastra lisan berupa dongeng dan legenda yang populer di masyarakat.

11.Mamanda (Teater tradisional nusantara Banjarmasin)

Teater Tradisional Mamanda adalah teater yang berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Tahun 1897, syahdan datanglah rombongan Bangsawan Malaka ke Banjar Masin, yang ceritanya bersumber dari syair Abdoel Moeloek. Meskipun masyarakat Banjar sudah mengenal wayang, topeng, Rudat, joget, Hadrah dan Japin, tapi rombongan Bangsawan ini mendapat tempat tersendiri di masyarakat.

Dalam perkembangannya, nama Bangsawan merubah menjadi Badamuluk. Dan berkembang lagi menjadi Bamanda atau mamanda. Kata Mamanda berasal dari kata “mama” yang berarti paman atau pakcik dan “nda” berarti “yang terhormat” sehingga Mamanda berarti “Paman yang terhormat”. Struktur dan perwatakan pada Mamanda sampai sekarang tidak berubah. kecualipad tata busana, tata musik dan ekspresi artistiknya.

Tanya Jawab singkat seputar Beberapa Jenis Teater Tradisional Nusantara

Apa saja jenis teater tradisional nusantara?

Jawaban : Beberapa jenis teater tradisional nusantara meliputi wayang kulit, wayang golek, wayang orang, ketoprak, ludruk, dan lenong.

Apa saja jenis jenis drama tradisional?

Jawaban : Jenis-jenis drama tradisional mencakup wayang, ketoprak, ludruk, sendratari, dan barongan.

Apa saja contoh teater tradisional?

Jawaban : Contoh teater tradisional meliputi wayang kulit, wayang golek, wayang orang, ketoprak, ludruk, dan lenong.

Apa saja jenis jenis teater dan jelaskan?

Jawaban : Jenis-jenis teater mencakup teater tradisional yang berakar pada budaya lokal dan teater modern yang lebih terpengaruh oleh gaya Barat. Teater tradisional umumnya memiliki struktur, cerita, dan bahasa yang khas, sedangkan teater modern lebih fleksibel dan mencerminkan isu-isu kontemporer.

Ada 3 jenis teater tradisional apa saja?

Jawaban : Tiga jenis teater tradisional antara lain wayang kulit, ketoprak, dan ludruk.

Apakah lenong termasuk teater tradisional nusantara?

Jawaban : Ya, lenong termasuk teater tradisional nusantara yang berasal dari Betawi, Jakarta.

Apa saja ciri ciri teater tradisional?

Jawaban : Ciri-ciri teater tradisional meliputi penggunaan bahasa dan cerita lokal, kostum dan tata rias khas, serta musik dan tarian yang berasal dari tradisi setempat.

Apa saja drama tradisional Jawa?

Jawaban : Beberapa contoh drama tradisional Jawa meliputi wayang kulit, wayang orang, ketoprak, dan ludruk.

Apa saja contoh seni teater?

Jawaban : Contoh seni teater meliputi drama, komedi, tragedi, musikal, dan monolog.

Apa saja ciri ciri seni teater?

Jawaban : Ciri-ciri seni teater meliputi adanya pemeranan, dialog, konflik, plot, latar, dan penggunaan kostum dan properti untuk membantu menceritakan kisah di atas panggung.

Apa saja contoh teater kontemporer?

Jawaban : Contoh teater kontemporer meliputi monolog, teater eksperimental, dan teater absurdist.

Apa saja yang termasuk teater modern?

Jawaban : Teater modern mencakup drama, komedi, tragedi, musikal, teater kontemporer, dan teater eksperimental yang terpengaruh oleh gaya Barat dan isu-isu kontemporer.

Apa yang dimaksud dengan teater tradisional berikan satu contohnya?

Jawaban : Teater tradisional adalah bentuk teater yang berakar pada budaya dan tradisi setempat. Contoh teater tradisional adalah wayang kulit, yang merupakan pertunjukan bayangan menggunakan kulit yang berasal dari Jawa, Indonesia.

Apa saja unsur unsur seni teater?

Jawaban : Unsur-unsur seni teater meliputi pemeranan, dialog, konflik, plot, latar, kostum, properti, tata cahaya, tata suara, dan tata panggung.

Apa saja yang kamu ketahui tentang jenis teater tradisional yang ada di sekitarmu?

Jawaban : Teater tradisional di sekitar saya mencakup wayang kulit, ketoprak, dan ludruk yang berasal dari Jawa. Pertunjukan ini menggunakan bahasa Jawa, memiliki cerita dan karakter khas, serta menampilkan musik dan tarian tradisional.

Sebutkan apa saja fungsi teater tradisional dan jelaskan?

Jawaban : Fungsi teater tradisional meliputi hiburan, pendidikan, pelestarian budaya, dan media komunikasi. Teater tradisional menghibur penonton sambil mengajarkan nilai-nilai moral, melestarikan cerita dan seni tradisional, serta menjadi sarana komunikasi antara generasi dan masyarakat.

Apa saja fungsi dari seni teater tradisional?

Jawaban : Fungsi seni teater tradisional meliputi hiburan, pendidikan, pelestarian budaya, dan media komunikasi antar masyarakat.

Unsur apa saja yang terdapat dalam seni teater tradisional?

Jawaban : Unsur-unsur dalam seni teater tradisional meliputi pemeranan, dialog, konflik, plot, latar, kostum, properti, tata cahaya, tata suara, tata panggung, serta musik dan tarian tradisional.

Bagaimana sifat seni teater tradisional Indonesia?

Jawaban : Sifat seni teater tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi setempat, memiliki cerita dan karakter khas, serta menampilkan musik, tarian, dan kostum yang berasal dari tradisi lokal.

Apa perbedaan teater tradisional rakyat dan teater tradisional?

Jawaban : Teater tradisional rakyat biasanya lebih sederhana dan dipentaskan oleh masyarakat untuk masyarakat, sedangkan teater tradisional bisa mencakup pertunjukan yang lebih kompleks dan melibatkan kelompok kesenian atau profesional.

Tuliskan 3 saja dari 5 unsur yang harus ada dalam naskah teater tradisional?

Jawaban : Tiga unsur yang harus ada dalam naskah teater tradisional meliputi pemeranan, dialog, dan konflik.

10 Apa saja jenis teater yang tergolong ke dalam teater tradisional nusantara?

Jawaban : Beberapa jenis teater yang tergolong ke dalam teater tradisional nusantara meliputi wayang kulit, wayang golek, wayang orang, ketoprak, ludruk, lenong, dan barongan.

Apa fungsi dari teater?

Jawaban : Fungsi teater meliputi hiburan, pendidikan, ekspresi seni, pelestarian budaya, dan media komunikasi antar masyarakat.

Sebutkan apa saja teknik dasar dalam teater?

Jawaban : Beberapa teknik dasar dalam teater meliputi akting, improvisasi, penggunaan suara dan gerak tubuh, serta kolaborasi antara aktor, sutradara, dan kru teater.


Sumber : S.C. Bangun dkk. Buku Seni Budaya SMK/MA/SMA/MAK Kelas IX Semester I Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014