Fungsi tari merupakan salah satu sudut pandang untuk mengamati tari-tarian tradisional. Soedarsono (1998), membagi fungsi seni tari atas dasar : (1) Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai upacara, (2) Pengamatan terhadap seni tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi, dan (3) Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis.
1. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai upacara
Fungsi tari dikatakan sebagai fungsi upacara, jika tari tersebut memiliki ciri: dipertunjukan pada waktu terpilih, tempat terpilih, penari terpilih, dan disertai dengan sesajian. Dalam hal ini kalian bisa mengamati tari-tari yang ada di daerah sekitar lingkunganmu atau daerah-daerah lainnya. Jika kalian berada di Bali, tentunya tidak akan sulit menemukan tari-tari tersebut. Hampir semua tari yang dilakukan untuk acara keaagamaan memiliki fungsi upacara. Jika kalian berada Yogyakarta atau Surakarta, kalian tentu mengenal Seni Budaya tari Bedhaya dan tari Serimpi yang biasanya digelar di keraton pada setiap upacara-upacara penting, yang digelar pada waktu, tempat, dan penari terpilih.
2. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi
Fungsi tari dikatakan sebagai fungsi hiburan jika tari tersebut memiliki ciri gerak yang spontan. Pernahkah kalian menyaksikan orang menari dengan gerak spontan seperti itu? Orang yang sedang ramai-ramai menari diiringi musik dangdut dapat dikatakan sebagai menari untuk hiburan pribadi. Dari pengamatan kalian, mengapa mereka menari secara spontan? Pada intinya tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi ini dilakukan dengan tujuan untuk kesenangan sendiri atau kegembiraan yang sesaat.
3. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis
Fungsi seni tari dikatakan sebagai fungsi penyajian estetis jika tari tersebut disiapkan untuk dipertunjukkan. Kalian pasti pernah menonton pertunjukan tari di gedung pertunjukan atau televisi. Sudah tentu kalian sering sekali menonton pertunjukan seperti itu. Banyak sekali pergelaran tari sebagai penyajian estetis itu. Menurut kalian, bagaimana caranya agar penari terlihat kompak, serempak, hapal gerakan, sesuai dengan iringannya? Tentu saja harus ada latihan yang intens dan serius dengan sesama penari dan juga harus menyesuaikan dengan musik pengiringnya.
Sumber : S.C. Bangun dkk. Buku Seni Budaya SMK/MA/SMA/MAK Kelas IX Semester I Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014
1. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai upacara
Fungsi tari dikatakan sebagai fungsi upacara, jika tari tersebut memiliki ciri: dipertunjukan pada waktu terpilih, tempat terpilih, penari terpilih, dan disertai dengan sesajian. Dalam hal ini kalian bisa mengamati tari-tari yang ada di daerah sekitar lingkunganmu atau daerah-daerah lainnya. Jika kalian berada di Bali, tentunya tidak akan sulit menemukan tari-tari tersebut. Hampir semua tari yang dilakukan untuk acara keaagamaan memiliki fungsi upacara. Jika kalian berada Yogyakarta atau Surakarta, kalian tentu mengenal Seni Budaya tari Bedhaya dan tari Serimpi yang biasanya digelar di keraton pada setiap upacara-upacara penting, yang digelar pada waktu, tempat, dan penari terpilih.
2. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi
Fungsi tari dikatakan sebagai fungsi hiburan jika tari tersebut memiliki ciri gerak yang spontan. Pernahkah kalian menyaksikan orang menari dengan gerak spontan seperti itu? Orang yang sedang ramai-ramai menari diiringi musik dangdut dapat dikatakan sebagai menari untuk hiburan pribadi. Dari pengamatan kalian, mengapa mereka menari secara spontan? Pada intinya tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi ini dilakukan dengan tujuan untuk kesenangan sendiri atau kegembiraan yang sesaat.
3. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis
Fungsi seni tari dikatakan sebagai fungsi penyajian estetis jika tari tersebut disiapkan untuk dipertunjukkan. Kalian pasti pernah menonton pertunjukan tari di gedung pertunjukan atau televisi. Sudah tentu kalian sering sekali menonton pertunjukan seperti itu. Banyak sekali pergelaran tari sebagai penyajian estetis itu. Menurut kalian, bagaimana caranya agar penari terlihat kompak, serempak, hapal gerakan, sesuai dengan iringannya? Tentu saja harus ada latihan yang intens dan serius dengan sesama penari dan juga harus menyesuaikan dengan musik pengiringnya.
Sumber : S.C. Bangun dkk. Buku Seni Budaya SMK/MA/SMA/MAK Kelas IX Semester I Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014
Trimakasih buat artikel nya. Membatu sekali :)
ReplyDelete