Wednesday, November 16, 2016

Pengertian Kritik Teater


Agar Kalian lebih gampang memahami Pengertian Kritik Teater, bacalah beberapa nara sumber terkait tulisan, ulasan karya teater oleh kritikus ternama. Selanjutnya, Kalian bisa mengamati lebih lanjut dengan mengapresiasi gambar, tayangan dari video serta membaca referensi dari berbagi sumber belajar yang lain.

Pengertian kritik secara etimogis (asal usul kata) sudah banyak disinggung pada materi pembelajaran seni sebelumnya. Sekedar untuk menyegarkan kembali, kritik dapat diartikan dengan ulasan, tulisan, tanggapan, penilaian, penghargaan, pada objek yang dikritik, yakni; karya seni, karya Teater. Karya Teater sebagai Objek, sumber, bahan kritik, dapat dilakukan melalui kegiatan apresiasi langsung dan tidak langsung. Apresiasi langsung, maknanya menonton, menyaksikan pergelaran Teater di gedung pertunjukan. Adapun, apresiasi karya teater bersifat tidak langsung, Kalian dapat menonton, menyaksikan melalui pemutaran, siaran ulang karya Teater dalam bentuk rekaman video dan jejaring sosial media (internet).
Pengertian Kritik Teater

Untuk memahami mengenai kritik, pada bagian awal tepatnya pada pengantar pembelajaran kritik dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam menanggapi sesuatu, yakni menilai, menghargai, karya Teater. Kritik pada karya Teater adalah proses dan produk kreatif dari seseorang melalui kepekaan; seni dan intelektualnya. Kepekaan inilah, menjadi prasyarat untuk seseorang menjadi Kritikus. Kritikus adalah orang yang melaksanakan kritik, ulasan dalam bentuk tulisan dengan objektif, tidak memihak, bijaksana, dan bertanggujawab pada karya kritiknya.

Penghargaan pada seseorang sebagai kritikus, bukan sekehendak hati. Tetapi adalah upaya panjang, terus-menerus menulis kritik dan pada akhir mampu menciptakan suatu iklim perubahan, kondusif dalam bidang ilmu yang digeluti dan dikritisinya. Salah satunya bidang Teater, sehingga melahirnya seorang “ Kritikus Teater “. Contohnya, Putu Widjaya, Teguh Karya, Arifin C, Noor, dst.

Untuk menjadi kritikus menurut pendapat H.B. Jassin, “untuk menjadi kritikus wajib ada bakat seniman sedikit banyaknya, sebab jiwa seniman hanya bisa dimengerti oleh orang yang juga memiliki bakat seni. Syarat kedua ialah jiwa besar. Kritikus yang besar ialah kritikus berjiwa besar dan sudah bisa melepaskan diri dari nafsu dengki, iri hati, benci, dan ria dalam hubungan pada seseorang.

Syarat ketiga ialah pengalaman. seorang kritikus wajib bicara atas pengalaman, supaya pendapatnya tidak dogmatis, tetap, tidak boleh diubah lagi, tapi seperti kehidupan penuh dengan serba kemungkinan dan tidak pula segera menyalahkan , membenarkan tanpa lebih dahulu melihat soal dari segala sudut.”

Seorang kritikus Teater dalam melaksanakan kritiknya, tugasnya, dia bekerja dengan menggunakan kepekaannya untuk mengetahui, menemukan, memaparkan, menjelaskan dan memahami karya Teater dalam bentuk simbol dan makna, nilai yang ditawarkan Sang Kreator pada penonton. Dalam melaksanakan kritik pada karya teater ada beberapa persyaratan sebagai unsur penting dalam membangun komunikasi kritik. Persyaratan yang di maksud dalam kritik seni, khususnya karya Teater meliputi:

  1. Kreator Teater, seniman, pembuat, pencipta teater disebut dengan Sutradara (art director).
  2. Karya seni, adalah wujud,benda, bentuk karya seni yang mengandung nilai–nilai keindahan dan nilai pesan, makna diciptakan kreator seni melalui medium diungkapkan dalam bentuk simbol.
  3. Pembaca, apresiator, penikmat seni adalah peryaratan yang tidak boleh dilupakan dalam kegiatan kritik. Kritik tanpa melibatkan unsur penonton adalah sia. Karena seni hadir untuk dinikmati, dihayati dan dihargai oleh masyarakatnya bukan untuk diri sendiri.


Sumber : Seni Budaya Kelas X / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.