Saturday, March 19, 2016

Motif Dalam Seni Ukir di Minangkabau


Salah satu motif ukir dari pulau Sumatera adalah dari Suatera barat, motif ukir terdapat pada bagian-bagian rumah Gadang. Berikut ini beberapa motif ukir Minangkabau.

Motif Lebah Bergayut
Motif mencerminkan mengenai rumah lebah madu yang biasanya menggantung di dahan pohon. Hal ini mengingat bumi Melayu Riau dahulunya sangat kaya akan pepohonan besar yang sebagian dijadikan tempat menggantungkan rumah lebah.
Motif Dalam Seni Ukir di Minangkabau
Motif Lebah Bergayut

Motif Itik Sekawan (Itik Pulang Petang) 
Motif ini menggambarkan tingkah laku satwa Itik yang selalu berjalan beriringan saat petang hari akan pulang ke kandang. Tingkah laku berjalan beriringan serasi, bersahabat, kompak, bersama-sama, menjadi contoh untuk manusia akan arti kehidupan. Hal ini pun lalu digambarkan dan menjadi suatu corak motif untuk tenun, tekat, ukir dan songket dengan nama Motif Itik Pulang Petang atau Motif Itik Sekawan.

Motif Kaluk Pakis (kaluk paku) 
Motif ini adalah gambaran pohon/tetumbuhan pakis/paku yang berkeluk-keluk atau meliuk-liuk, tidak hanya diperuntukkan untuk kerajinan tekat atau tenunan dan sejenisnya. Motif Kaluk Pakis/Paku lazim pula digunakan untuk ukiran bangunan dan ukiran benda-benda lainnya. Semua corak motif melayu disepadukan dengan teliti sehingga kelihatan serasi dan saling mengisi.

Motif pucuk rebung
Motif ini melambangkan harapan baik sebab bambu adalah pohon yang tidak gampang rebah oleh tiupan angin kencang sekalipun. Motif pucuk rebung selalu ada dalam setiap kain songket sebagai kepala kain atau tumpal kain itu. Penggunaan motif pucuk rebung pada kain songket dimaksudkan agar si pemakai selalu memiliki keberuntungan dan harapan baik dalam setiap langkah hidup.

Motif Selembayung
Selembayung adalah hiasan yang terletak bersilang pada kedua ujung perabung bangunan belah bubung dan rumah lontik. Pada bagian bawah adakalanya diberi pula hiasan tambahan seperti tombak terhunus, menyambung kedua ujung perabung (tombak-tombak)

Motif Sayap Layang-layang atau Sayap Layangan
Hiasan ini terdapat pada keempat sudut cucuran atap. Bentuknya nyaris sama dengan selembayung. Setiap bangunan yang berselmbayung haruslah memakai sayap layangan sebagai padanannya. Letak sayap layang-layang pada empat sudut cucuran atap adalah lambang sari empat pintu hakiki, yaitu pintu rizki, pintu hati, pintu budi, dan pintu Illahi. Sayap layang-layang juga adalah lambang kebebasan, yaitu kebebasan yang tahu batas dan tahu diri.

Motif Singap/Bidai
Bagian ini biasanya dibuat bertingkat dan diberi hiasan yang sekaligus berfungsi sebagai ventilas. Pada bagian menjorok keluar  di beri lantai yang disebut teban layar atau lantai alang buang atau disebu juga  Undan- undan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.